REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebanyak tujuh orang wisatawan Jepang hilang saat menyelam di perairan Bali. Apa yang menyebabkan mereka bisa hilang?
Menurut Kapolres Klungkung AKBP Ni Wayan Sri Yudayatni SIK kepada Republika Ahad (16/2), berdasarkan informasi dari sejumlah penyelam alam di Lembongan, arus di dasar laut daerah itu memang cukup keras, apalagi bila kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
Mereka kata Kapolres Klungkung, menganalisis kalau hilangnya para wisatawan itu disebabkan mereka kehabisan oksigen. Karena derasnya arus laut, mereka muncul di tempat lain dan tidak menemukan kapal motor yang sempat merapat ke darat karena kehabisan bahan bakar.
"Yang jelas kami akan terus mencari mereka," katanya.
Seperti diketahui, para wisatawan itu mulai melakukan diving pada pukul 08.00 wita di di kawasan Manta point (wilayah Nusa Penida), kemudian dilanjutkan lagi penyelaman atau diving di kawasan Cristal Bay dan terakhir di Mangrove, Jungut Batu.
Untuk penyelaman pertama dan kedua mereka melakukannya dengan sukses, namun di penyelaman ketiga yang dilakukan sekitar 12.30 wita, mereka tidak muncul-muncul, hingga tenggat selama 45 menit berlalu.
Karena sampai malam hari atau sekitar 20.00 wita para wisatawan itu belum juga muncul, kejadian itu kemudian dilaporkan ke petugas polisi di Sektor Nusa Penida. Sejak Sabtu (15/2) pagi, hinga Ahad (16/2),sore kata Sri, pencarian terus dilakukan, namun belum membuahkan hasil.
Tujuh orang wisatawan Jepang yang melakukan diving itu yakni Hurukawa Sahori (37 tahun) yang juga pemandu rombongan penyelam itu. Enam lainnya yakni Niata (59), Yamamoto (33), Tomita Nahomi (28), Muri Sono Aya (27), Yosidome Atsumi (29), dan Takahasioko (35). Para wisatawan itu berangkat ke Nusa Lembongan dari pantai Semawang Sanur, Denpasar dengan menggunakan kapal motor Ocean Express.