REPUBLIKA.CO.ID, Sosok Muhammad SAW begitu sempurna. Dia seorang politisi, negarawan, dan panglima perang yang sangat revolusioner. Bagaimana kiprah Beliau dalam membangun sebuah negara dan memerintah, wartawan Republika, Rosita Budi Suryaningsih, mewawancarai cendekiawan Muslim, Prof Dr Azyumardi Azra. Berikut kutipannya.
Sebagai umat Islam, kita sudah sepantasnya meneladani sifat-sifat Muhammad SAW. Dari sosoknya sebagai negarawan, sikap mana saja yang patut kita teladani?
Rasulullah menjadi teladan terbaik dalam banyak hal. Sebagai negarawan, banyak sikapnya yang bisa kita ambil sebagai contoh untuk diaplikasikan. Antara lain, adalah sikap Rasulullah yang selalu adil, bijaksana, penuh dengan kesederhanaan, dan integritasnya sebagai pemimpin.
Bagaimana dengan sikap Muhammad memperlakukan orang selain Muslim?
Sikap Muhammad dalam memperlakukan orang non-Muslim juga perlu kita teladani. Ia mencontohkan bagaimana membina persaudaraan sesama Muslim dengan masyarakat yang non-Muslim, untuk bersatu membela negara Madinah. Salah satu contoh nyata sikapnya ini, tertuang pada Piagam Madinah yang disusunnya.
Bagaimana tokoh dunia, termasuk yang non-Muslim, melihat sosok Muhammad sebagai negarawan?
Banyak yang mengaguminya. Salah satunya adalah sosiolog Amerika bernama Prof Robert Neelly Bellah. Ia menyatakan, Muhammad adalah tokoh yang pertama kali di dunia yang menjalankan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia (HAM).
Isi dari Piagam Madinah menyiratkan bahwa Muhammad adalah peletak pertama dasar-dasar HAM di dunia ini. Ia menjamin kebebasan beragama, perlindungan atas nyawa dan harta benda, kebebasan berusaha, dan prinsip HAM lainnya. Prinsip-prinsip yang sangat modern ini kemudian diadopsi menjadi Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia (DUHAM PBB).
Apa bukti Muhammad menjadi negarawan yang sukses?
Madinah di bawah kepemimpinannya menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Ketika dipimpin oleh Muhammad, Madinah menjadi aman tenteram. Madinah yang masyarakatnya sangat heterogen bisa bersatu di bawah kepemimpinannya. Keberagaman, misalnya, dalam hal suku dan agama tetap dipertahankan, tapi masyarakatnya bisa bersatu dan menghormati pakta yang telah disepakati.
Sosok pemimpin seperti Muhammad ini diperlukan agar bisa mewujudkan sebuah negara yang maju dan sejahtera. Rakyatnya bisa makmur dan mencintai serta percaya sepenuhnya pada pemimpin. Sang pemimpinnya sendiri tak pernah mementingkan urusan pribadi dan dunia karena niat sepenuhnya adalah mengabdi untuk kepentingan rakyat.