Jumat 21 Feb 2014 15:25 WIB

Abu Kelud Ganggu Kesehatan Ternak di Sleman

Rep: Nur Aini/ Red: Bilal Ramadhan
Warga mengevakuasi hewan ternaknya dari dusun Klangon yang terputus akses jalannya akibat lahar dingin Gunung Kelud yang terputus akses jalannya akibat lahar dingin Gunung Kelud di Dusun Klangon, Malang, Jawa Timur, Kamis (20/2).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Warga mengevakuasi hewan ternaknya dari dusun Klangon yang terputus akses jalannya akibat lahar dingin Gunung Kelud yang terputus akses jalannya akibat lahar dingin Gunung Kelud di Dusun Klangon, Malang, Jawa Timur, Kamis (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN-- Kesehatan ternak terutama sapi di Sleman terganggu setelah abu vulkanik Gunung Kelud mengguyur wilayah setempat. Abu Kelud dinilai dapat menyebabkan radang pada saluran pernapasan ternak.

Ketua Kelompok Peternak Sapi Andhini Rahayu Moyudan, Basuki mengatakan sapi-sapinya terlihat stres. Nafsu makan sapi menurun. "Kalau secara fisik tidak terlihat sapi sakit, tapi nafsu makannya terganggu," ujarnya dikonfirmasi Jumat (21/2).

Hijauan Makanan Ternak (HMT) yang terkena abu membuat sapi enggan makan. Basuki mengatakan meski HMT sudah dibersihkan dari abu, sapi hanya makan sedikit. "Sapi terlihat gelisah," ungkap peternak yang memiliki 75 ekor sapi potong tersebut.

Kepala UPT Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Sleman, Harjanto mengatakan abu Kelud bisa menyebabkan radang pada sapi jika masuk ke saluran pernapasan.  Namun, hewan ternak seperti sapi memiliki perlindungan tubuh dan saluran pernapasannya panjang.  "Hewan juga tidak banyak mobilitas, debu bisa masuk pernapasan kalau banyak gerak. Dengan membersihkan kandang, akan kurangi masalah debu," ungkapnya.

Dampak debu pada kesehatan hewan dikatakan Harjanto tidak cepat terlihat. Dampak abu pada hewan ternak akan terlihat pada penurunan berat badan dalam beberapa bulan yang tergantung banyaknya paparan debu. "Ternak punya pertahanan seperti lendir yang dikeluarkan dan jalur pernapasan panjang," ungkapnya.

Hingga tujuh hari pasca hujan abu Kelud, UPT Kesehatan hewan belum menerima laporan peningkatan kasus ternak sakit ataupun mati. Harjanto mengungkapkan pihaknya menyiagakan 13 pusat kesehatan hewan di kecamatan untuk memonitor dampak debu Kelud terhadap kesehatan ternak setempat.

Debu vulkanik Kelud dinilai juga berdampak pada unggas. Namun, dampaknya akan kecil karena mobilitas ternak unggas minim. Peternak dianjurkan membersihkan kandang agar abu tidak mengganggu kesehatan ternak.

Populasi sapi Sleman berdasarkan Dinas Pertanian mencapai 52 ribu ekor. Namun, data dari Badan Pusat Statistik mencapai 42.350 ekor. Sapi perah terdapat di sejumlah kecamatan antaralain Cangkringan, Pakem, dan Turi. Sementara, ternak sapi potong berada di Kecamatan Prambanan, Cangkringan, dan Kalasan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement