REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, alasanya menggandeng Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) awal Februari lalu. Yaitu, antara lain khawatir keamanan dokumennya terancam penyadapan.
"Makanya saya minta MOU dengan Lemsaneg untuk mengamankan dokumen-dokumen di sini (Balaikota). Bentuk pengamanannya, ya yang serba elektronik itu. Seperti e-catalog dan sebagainya itu," kata Jokowi di Balaikota, Jumat (21/2).
Awal Februari lalu, Jokowi menggandeng Lemsaneg untuk mengembangkan sistem elektronik bagi semua data dan informasi di Pemprov DKI Jakarta.
Namun, Jokowi enggan melapor polisi terkait penyadapan di rumah dinasnya. Alih-alih, ia memilih menggandeng Lemsaneg.
Karena menurutnya pembicaraannya di rumah tidak penting. Dokumen di kantornya yang harus diselamatkan.
"Kalau saya apanya yang disadap? Paling pembicaraan dengan istri tentang menu makan sehari-hari. Hari pertama minta nasi goreng, hari kedua sate kambing, hari ketiga sayur lodeh. Pasti kecewa, lah. Kalau mau sadap kejelekan saya, ya biar. Toh orang pasti punya kejelekan," katanya.
Jokowi juga menolak mengungkapkan kecurigaan lawan politiknya karena dia lebih suka berpikir positif.
Selain MOU dengan Lemsaneg, Jokowi akhir-akhir ini juga tidak mencantumkan jadwal sehari-harinya di website resmi Pemprov DKI Jakarta karena alasan sama.