REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN-- Bencana banjir masih menenggelamkan Desa Melikan, Kecamatan Wedi, dan Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten. Tercatat 345 jiwa warga masih bertahan tinggal dalam pengungsian. Hingga Selasa (25/2) pagi, warga tak berani pulang sebelum air surut.
Banjir paling parah melanda Dukuh Muker, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, dan Dukuh Balong, Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno. Kedua perkampungan tersebut ditenggelamkan airbah. Akses keluar-masuk perkampungan tertutup. Jalan distrik desa juga tak bisa dilewati kendaraan, lantaran tak terdeteksi pengguna jalan.
Akses keluar-masuk perkampungan hanya bisa dilalui dengan rakit. Warga membuat rakit dari bambu atau batang pohon pisang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, tim SAR, maupun relawan, yang hendak menyerahkan bantuan logistik-pun, juga harus menggunakan rakit.
Kepala BPBD Kabupaten Klaten, Sriwinoto, meminta warga untuk bertahan mengungsi didaerah pemukiman desa tetangga yang lebih aman. Ini mengingat kondisi pemukiman belum aman ditinggali dan akses menuju perkampungan yang dilanda banjur belum bisa dilalui. Hal ini karena masih tingginya intensitas hujan, hingga membuat permukaan Sungai Birin dan Sungai Dengkeng masih tinggi.
Kami minta warga untuk bertahan dulu dalam pengungsian. Jika kondisi sudah memungkinkan, silahkan saja kembali ke rumah masing-masing,'' tutur Sriwinoto.
Guna mencukupi kebutuhan warga pengungsi, BPBD sudah mendistribusikan kecukupan logistik. Bantuan dari Dinas Sosial, PMI (Palang Merah Indonesia), Organisasi Masyarakat, relawan, dan sebagainya, juga sudah sampai di lokasi pengungsian. BPBD membantu operasional, dan menyiagakan beberapa personil setiap posko pengungsian.
Seperti diketahui, hujan deras enam jam, Sabtu (22/2) pekan lalu, penyebab utama banjir. Hujan terus berlanjut hingga Ahad (23/2) sore. Kini, intensitas hujan mulai menurun. Namun, ketinggian air yang menggenangi permukiman warga juga belum surut. Malah, sebagian wilayah ketinggian air masih relatif tinggi. Ini yang mengakibatkan ratusan warga masih terisolir.
Seperti, Dusun Muker RW 15, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, kabupaten Klaten. Ketinggian air perkampungan sana masih mencapai 1,5 meer. Warga terisolir, karena akses jalan desa tergenang. Sehingga kendaraan belum bisa menembus daerah itu. Untuk menuju daerah yang terisolir, Tim BPBD Klaten terpaksa menggunakan rakit.