REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Menteri Agama Suryadarma Ali menyatakan pondok pesantren di Indonesia hendaknya tidak alergi terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) tetapi harus terbuka menjadi bagian dari sistem pendidikan pesantren.
"Jangan alergi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, justru pesantren harus memiliki paradigma baru terbuka akan iptek," kata Menteri Agama di Tasikmalaya, Selasa (25/2).
Ditemui saat peringatan perjuangan pahlawan nasional KH Zainal Musthapa ke-70 dan Tasyakur milad Pasantren KHZ Mustofa Sukamanah Ke-87 di Sukamanah, Tasikmalaya, Menteri berharap pesantren yang terbuka pada iptek tidak tertinggal jauh dalam pengetahuan umum.
Selain itu, lanjut dia, para lulusan pondok pesantren lebih memahami untuk memanfaatkan iptek sehingga mampu bersaing menghadapi dunia internasional di berbagai bidang.
Menteri menegaskan, pesantren harus bisa meluruskan niat serta berpegang pada Alquran dan Sunah untuk menghalau dampak buruk dari teknologi. "Harus direspons positif sebagai nilai tambah bagi sistem pembelajaran," katanya.
Sementara itu, selain Menteri Agama hadir juga Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhamad Hatta, para ulama, serta santri Pondok Pesantren KHZ Mustofa dalam kegiatan peringatan perjuangan pahlawan nasional itu.
Kehadiran dua menteri ke Pesantren itu memberikan lima buah roket berpelontar air kepada pondok pesantren KHZ Mustofa untuk dijadikan pembelajaran teknologi dan hiburan.