Kamis 27 Feb 2014 16:16 WIB

Besok, Moratorium Iklan Kampanye Diteken

Rep: Ira Sasmita/ Red: Bilal Ramadhan
salah satu iklan kampanye
Foto: inspiredbymuhammad.com
salah satu iklan kampanye

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Rekomendasi Komisi I DPR untuk melakukan moratorium iklan kampanye dan politik akan segera ditindaklanjuti oleh semua pemangku kepentingan pelaksanaan pemilu 2014. Gugus tugas pengawasan kampanye pemilu 2014 terdiri dari Bawaslu, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Komite Informasi Publik (KIP) direncanakan akan meneken surat kesepakatan bersama (SKB) moratorium iklan politik, Jumat (28/2) besok.

"Semalam semua gugus tugas sudah berkumpul membahas kesepakatan bersama untuk menjalankan moratorium tersebut. Paling lambat, besok sudah kami tandatangani dan edarkan kepada peserta pemilu dan lembaga penyiaran," kata Komisioner Bawaslu Daniel Zuchron, di kantor Bawaslu, Kamis (27/2).

Daniel mengatakan, moratorium berlaku sejak kesepakatan bersama itu ditandatangan oleh semua pimpinan lembaga yang tergabung dalam gugus tugas pengawasan pemilu. Sesuai kewenangannya masing-masing, tiap lembaga akan menjalankan isi kesepakatan. KPI akan menyosialisasikan kepada lembaga penyiaran. Dan menindak jika lembaga penyiaran melakukan pelanggaran. Sementara KPU, Bawaslu, dan KIP akan menyosialisasikan kepada peserta pemilu.

Dalam SKB, lanjut Daniel, memang tidak dijelaskan secara detil sanksi bagi peserta pemilu atau lembaga penyiaran. Aturan menyangkut sanksi tetap mengacu pada Undang-Undang Pemilu dan Peraturan KPU tentang kampanye pemilu 2014.

Namun, bagi iklan kampanye dan politik yang telah ditayangkan, selain dihentikan, gugus tugas juga akan memperingatkan lembaga penyiaran yang menanyangkan. Sementara Bawaslu dan KPU akan meninjau sejauh mana pelanggarannya.

"Setelah itu akan kita kasih sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement