REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar fisika Universitas Indonesia (UI), Muhammad Hikam, mengatakan ada empat penyebab utama menurunnya kualitas air tanah di wilayah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan sekitarnya.
Penyebab pertama adalah eksploitasi tanah oleh rumah tangga dan industri, khususnya air tanah bagian dalam. Lalu yang kedua, karena berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang secara alamiah menjadi penyaring sekaligus penampung untuk air hujan.
Yang ketiga, karena banyaknya limbah/ buangan industri dan rumah tangga yang polutif. Akibatnya, air dan lingkungan menjadi tercemar. Dan terakhir, belum adanya "konsep hijau" untuk daur ulang air.
"Penyebab pertama dan kedua telah menjadikan kadar air tanah di Jakarta berkurang, sehingga menimbulkan intrusi air laut dari utara wialayah Jakarta. Hal Ini juga menyebabkan kualitas air tanah di Jakarta semakin menurun," tutur Muhammad Hikam melalui pesan singkat, Kamis (27/2).
Adapun air yang kualitasnya menurun, lanjut Hikam, ciri-cirinya dapat dilihat dari warna, bau dan rasa air yang berubah dan berbeda dengan air berkualitas tinggi.
Bisa juga air terlihat jernih, pungkas Hikam, namun sebenarnya justru tercemar beberapa mikroba atau zat lain yang kadarnya kecil sehingga bersifat transparan.