Ahad 02 Mar 2014 18:31 WIB

Pejabat Cina Tuduh Militan Islam di Balik Peristiwa Kunming

Rep: Gita Amanda/ Red: Fernan Rahadi
Seorang polisi terlihat berjalan di luar stasiun kereta api di barat daya Cina, Kunming. Setidaknya 29 tewas akibat serangan massal oleh sekumpulan orang tak dikenal.
Foto: AP Photo
Seorang polisi terlihat berjalan di luar stasiun kereta api di barat daya Cina, Kunming. Setidaknya 29 tewas akibat serangan massal oleh sekumpulan orang tak dikenal.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Sebuah serangan massal terjadi di stasiun kereta api Cina, dan menewaskan 29 orang. Para pejabat Cina menuduh militan Islam di wilayah barat Xinjiang berada di balik aksi tersebut.

Setidaknya 29 orang tewas ditikam pisau dan 113 lainnya terluka, oleh sekelompok penyerang tak dikenal di sebuah stasiun kereta api di barat daya Cina, Kunming. Polisi yang berada di tempat kejadian langsung menembak mati empat penyerang dan menangkap satu orang, pada Ahad (2/3).

Kantor berita Xinhua menyatakan, aksi tersebut merupakan tindakan terorganisir dan merupakan serangan teroris terencana. Polisi kini tengah mencari sekitar lima penyerang lain yang berhasil melarikan diri. Para pejabat Cina menuduh militan Islam di wialyah barat jauh Xinjiang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Mereka merujuk pada serangan yang kerap terjadi di wilayah Xinjiang.Selain itu, mereka mengatakan serangan bunuh diri juga pernah dilakukan militan Xinjiang pada Oktober lalu, di lapangan Tiananmen Beijing.  Serangan melibatkan militan dari Xinjiang.

Presiden Cina xi Jinping memerintahkan untuk segera menyelidiki kasus ini. Xi juga meminta segera melacak mereka yang berada dibalik serangan."Mereka harus dihukum sesuai hukum teroris dan dengan tegas menindak mereka yang telah dipenuhi kesombongan," ujarnya seperti dikutip Xinhua.

Xinjiang sendiri selama ini dikenal sebagai 'rumah' bagi komunitas Muslim Uighur. Editor surat kabar Global Times Hu Xijin mengatakan, pemerintah harus segera mengumumkan siapa yang diduga melakukan serangan. "Jika itu adalah separatis Xinjiang, perlu segera diumumkan, agar desas-desus tak mengisi kekosongan," tulis Hu di laman situs jejaring Weibo miliknya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement