Senin 03 Mar 2014 15:27 WIB

Hasil Panen Padi di Sukabumi tak Maksimal

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Damanhuri Zuhri
Panen padi
Foto: Panca/Republika
Panen padi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Hasil panen padi di selatan Kabupaten Sukabumi diprediksi tidak maksimal. Hal ini dikarenakan pengaruh cuaca yang tidak menentu.

''Panen bermasalah karena faktor cuaca,'' ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan, kepada Republika, Senin (3/3). Diperkirakan masa panen di selatan Sukabumi pada awal hingga akhir Maret mendatang.

Menurut Sahlan, cuaca tidak menentu menyebabkan pasokan air untuk areal pertanian menjadi berkurang. Dampaknya, ada sekitar sepuluh persen areal pertanian selatan Sukabumi yang tidak bisa ditanami akibat minimnya pasokan air.

Fenomena kesulitan memperoleh air ini, lanjut Sahlan, baru terjadi pada tahun ini. Pasalnya, pada tahun lalu pasokan air masih lancar.

Padahal, ujar Sahlan, pada waktu tertentu terjadi hujan di Sukabumi. Namun anehnya, air tersebut tidak terserap dan tidak bisa mengairi lahan pertanian. Penyebabnya, bukan karena penebangan pohon karena di selatan Sukabumi tengah banyak warga yang menanam pohon.

Sahlan mengungkapkan, kesulitan air ini terjadi di tengah usia padi mendekati panen yakni 60 hari hingga 80 hari. Momen tersebut sangat menentukan kualitas hasil panen. Sehingga dipastikan akan menyebabkan penurunan produktivitas.

Hasil panen yang kurang baik ini lanjut Sahlan, akan berpengaruh pada naiknya harga gabah di pasaran. Terlebih, sebagian petani tidak menjualnya hasil panennya ke pasar. Hal ini dikarenakan ada sebagian yang menyimpan untuk kebutuhannya sendiri.

Di sisi lain kenaikan harga gabah, terang Sahlan, tidak bisa dinikmati petani. Hal ini dikarenakan adanya penurunan produktivitas akibat cuaca tidak menentu.

Petani lainnya di Kecamatan Sukabumi, Daeng (55 tahun) mengatakan, hasil panen padi pada musim tanam kali ini memang diprediksi menurun. Kondisi ini diakibatkan sejumlah faktor seperti serangan hama dan faktor cuaca.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement