Kamis 06 Mar 2014 10:09 WIB

Muslim Tatar Kecam Pendudukan Militer Rusia di Crimea

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Bilal Ramadhan
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).
Foto: Reuters/Vasily Fedosenko
Demonstran antipemerintah Ukraina melemparkan ban menghadapi polisi antikerusuhan di Independence Square, Kiev, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Muslim minoritas di Crimea, etnis Tatar yang pro-Ukraina mengecam keras pendudukan militer Rusia di Ukraina. Ada sekitar 266 ribu penduduk Tatar di Crimea mendominasi 23 persen dari total penduduk Crimea. Sepanjang berada di bawah pengaruh Rusia, ekonomi Tatar Crimea terpinggirkan, banyak timbul kota-kota kumuh, dan ketegangan antar penduduk semakin konstan.

Pada unjuk rasa bulan lalu misalnya, Tatar Crimea turun ke jalan untuk mendukung Ukraina. Mereka meneriakkan, "Allahu Akbar. Kemuliaan bagi Ukraina." Dalam waktu kurang dari sepekan, Tatar Crimea telah berubah dari minoritas terisolasi menjadi pahlawan revolusi.

Pemimpin mereka memang menyarankan mereka untuk tinggal di dalam rumah, namun sebagian dari mereka lebih memilih tetap turun ke jalan dan membentuk unit pertahanan. Dilansir dari the Guardian, Kamis (6/3), Tatar Crimea telah terorganisir dengan baik sejak 1960an. Mereka memiliki sejumlah perwakilan proporsional dalam kabinet. Saat ini, Tatar Crimea takut organisasi mereka akan ditekan dan dikendalikan oleh Rusia.

Sejak pemilihan umum yang memenangkan Yanukovych sebagai orang nomor satu di Ukraina pada 2010 lalu, parlemen Tatar (disebut Qurultay), badan eksekutif, dan berbagai majelis di sana telah diperas paksa oleh organisasi resmi yang lebih besar untuk bersaing dengan partai-partai baru yang radikal. Mereka menduga itu disponsori oleh pihak berwenang di Kiev dan juga di Moskow.

Jika masalah Tatar di Crimea meledak, maka dampaknya ke Moskow sangat besar. Hubungan antara Rusia dan Turki (negara dengan populasi Tatar terbanyak) akan berada di bawah ancaman. Reputasi Turki sebagai teman Islam di Timur Tengah akan rusak.

Rusia juga memiliki jutaan umat Islam sendiri. Sebagian besar mereka adalah Sunni, termasuk mereka yang berada di kaukasus utara. Secara historis, Tatar crimea memiliki hubungan dekat dengan Circassians yang diusir dari Sochi, Rusia pada 1864.

Salah satu alasan mengapa Presiden Rusia Vladimir Putin menginvestasikan begitu banyak untuk mendukung rezim Alawite Assad di Suriah terhadap mayoritas Sunni adalah rasa takutnya akan kerusuhan Sunni di negaranya sendiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement