Sabtu 08 Mar 2014 14:03 WIB

Timwas Century: LPS Paling Bertangung Jawab

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Bilal Ramadhan
Lembaga Penjamin Simpanan
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Lembaga Penjamin Simpanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dinilai paling bertanggungjawab dalam kasus skandal Bank Century. Lembaga inilah yang diduga berperan mengucurkan dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun.

Anggota Timwas century DPR RI, Bambang Soesatyo memaparkan dana sebesar itu dikucurkan dalam bentuk penyertaan modal sementara (PMS) yang dikucurkan dalam kurun waktu delapan bulan. PMS merupakan tata cara penanganan terhadap bank gagal yang dilakukan Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK).

Bagaimana dengan Mantan Gubernur Bank Indonesia yang kini menjadi Wakil Presiden RI, Boediono? Bambang menyatakan pendamping Presiden SBY ini hanya berperan sebagai figuran. "Lebih tepatnya pemeran pembantu," papar Bambang dalam diskusi bertajuk 'Century Bikin Ngeri' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (8/3).

Pernyataan Bambang merujuk kepada ungkapan Boediono beberapa waktu lalu yang menyatakan LPS paling bertanggungjawab dalam dana talangan tersebut. Lembaga ini berperan membengkakkan dana bail out. Meskipun LPS yang dianggap demikian, dakwaan Mantan Deputi Gubernur BI, Budi Mulya, tidak sedikitpun menyinggung keterlibatan LPS," ujarnya.

Bambang meminta pengadilan tindak pidana korupsi harus mengungkap siapa utama di balik skenario penyelamatan bank milik Robert Tantular tersebut. Pastinya, jelas Wakil Bendahara Umum DPP Golkar ini, ada orang yang mengatur alias berperan lebih strategis. Ada orang yang menikmati dana talangan ini.

Pengadilan harus menjadi masukan bagi penyidik untuk mengusut kasus Century hingga tuntas. Menurutnya hukum harus ditegakkan. Siapapun yang terlibat didalam kasus ini harus diproses hukum. Bambang menyatakan Budi Mulya yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek, hanyalah pintu masuk. Dia menyebut nama Boediono 67 kali dalam dakwaannya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement