REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari peristiwa hilanganya pesawat Malayasia Airlines yang berisi 7 penumpang Indonesia, Mabes Polri mengambil sampel pembanding dari pihak keluarga. Langkah ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan data andai nanti pesawat ditemukan dengan kondisi terburuk.
Sampai saat ini, sudah empat sample yang dikumpulkan oleh tim Disaster Victim Investigation (DVI) Polri dari keluarga penumpang pesawat Boeing 777 itu. “Ada empat tiga di Medan sudah semuanya hari ini, dan satu di Jakarta, tinggal tiga data lagi dari dua keluarga berbeda di Jakarta yang kami masih tunggu kabarnya,” ujar Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian Mabes Polri, Kombes Anton Castilani di Jakarta Senin (10/3).
Anton mengatakan, keluarga penumpang diminta kerjasamanya mengikuti proses pengambilan sample DNA keluarga ini. Dia mengatakan, meski status dari kondisi pesawat yang hilang belum diketahui, namun segala hal harus sudah diambil persiapannya sejak dini.
“Kami bersiap untuk kemungkinan terburuk, ini sebagai bentuk antisipasi, jika data DNA pembanding sudah kami miliki, maka kami bisa bergerak cepat dengan menunggu segala kemungkinan,” ujar dia.
Ia menambahkan, sampai saat ini tim Mabes Polri masih menunggu informasi terkait keberadaan pesawat berisi 227 penumpang termasuk 12 awak tersebut. Menurutnya, ketika nanti informasi keberadaan pesawat ini diketahui, dan kemungkinan terburuk benar terjadi, tim DVI akan bergegas. Enam petugas disiapkan oleh DVI untuk langsung menuju lokasi untuk melakukan pencocokan data yang sudah dipegang sebelumnya.
Tim DVI, kata dia, sudah mengantongi tanda-tanda fisik penumpang Indonesia seperti posisi gigi bahkan hingga tanda di tubuh seperti tato. Selain itu ada juga properti penumpang Indonesia yang dipakai seperti cicin, kalung, pakaian, semua mereka data.
“Ini lah perlunya kami mengumpulkan sample sedari dini, agar nanti segalanya bisa langsung cepat dilaksanakan,” kata dia.