REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Dampak kabut asap akibat kebakaran lahan di Provinsi Riau masih melanda Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (11/3) dinilai semakin mengkhawatirkan. Sejumlah warga mengaku terpaksa memakai masker saat keluar ruangan karena dampak asap semakin terasa menggangu kesehatan.
"Kabut asap ini terasa sudah mulai mengkhawatirkan, jika tak menggunakan masker dampaknya terasa langsung di tenggorokan," kata Efrizal (43), warga Panganak, Kota Bukittinggi, Selasa (11/3).
Ia menyebutkan, kabut asap tersebut semakin menebal dibandingkan dari hari-hari sebelumnya. Saat ini, ungkapnya, akibat kabut asap tersebut mata mulai terasa perih, menyebabkan batuk, sesak nafas, dan tenggorokan terasa kering.
Pewarta Antara di Bukittinggi melaporkan warga yang berada di jalan atau di objek wisata taman Jam Gadang terlihat mengenakan masker.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Syofia Dasmauli mengatakan, dampak kabut asap itu telah terjadi peningkatan penyakit infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA) sebesar 10 sampai 20 persen.
"Peningkatan penderita ISPA tersebut berdasarkan laporan dari tujuh Puskesmas yang tersebar di 24 kelurahan pada tiga kecamatan yang ada di Bukittinggi," katanya.
Ia menyarankan supaya masyarakat memperbanyak meminum air putih supaya pengaruh kabut asap di bagian tenggorokan tidak begitu berdampak terhadap kesehatan.
Kabut asap dapat menyebabkan penyakit ISPA karena membawa partikel-partikel melalui udara sehingga menggangu saluran pernafasan saat terhirup. "Memakai masker setidaknya dapat meminimalisir penyakit ISPA dari dampak kabut asap," katanya.