Selasa 11 Mar 2014 14:00 WIB

Alasan Muslimah Nepal Tidak Bisa Kuliah

Muslimah Nepal
Muslimah Nepal

REPUBLIKA.CO.ID,  BHERI ZONE -- Konflik berkepanjangan di Nepal berdampak negatif terhadap umat Islam. Di luar itu, tradisi yang berlaku secara turun-temurun juga turut andil.

Salah satunya, semakin banyak Muslimah Nepal yang tidak dapat mengenyam pendidikan tinggi akibat prioritas keluarga yang mengutamakan pernikahan.

"Tradisi ini berkembang di luar komunitas Muslim. Namun, dampaknya cukup terasa," ucap Asagar Ali Darji, mantan Ketua Komite Pembangunan Desar Puraina, seperti dilansir ekantipur.com, Selasa (11/2).

Di distrik Banke barat daya Nepal , banyak Muslimah Nepal yang dilarang orang tua mereka melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Munni Darji misalnya, seorang mahasiswa Muslimah Nepal. Ia terpaksa berhenti kuliah karena tradisi ini.

Munni termasuk perempuan yang cerdas. Ia dinyatakan lulus School Leaving Certificate (SLC). Sayangnya, keluarga Munni melarangnya untuk melanjutkan mimpinya. "Saya tahu Munni ingin menjadi perawat. Namun, saya tidak bisa mengizinkan ia kuliah," kata dia.

Bagi masyarakat Asia Selatan mewajibkan keluarga perempuan untuk membayar mas kawin. Harga mas kawin itu biasanya menguras harta keluarga perempuan. Banyak kasus dimana orang tua terpaksa mengambil pinjaman bank untuk membayar mas kawin.

Populasi Muslim Nepal mencapai 4.2 persen dari 28 juta penduduk Nepal.  Sebagian besar Muslim Nepal hidup di dataran selatan, dekat perbatasan dengan India.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement