REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG-- Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Subang, Jawa Barat, menyoroti soal kerusakan pantai akibat abrasi. Sampai saat ini, kerusakan pantai tersebut tak kunjung ada solusi. Bahkan, abrasi kian hari makin bertambah parah.
Suhendi, Ketua KTNA Kabupaten Subang, mengatakan, panjang pantai di Subang mencapai 68 kilometer. Pantai tersebut, terbentang dari Kecamatan Blanakan kemudian ke timur sampai Kecamatan Pusakanagara. Dari panjang pantai yang ada, sekitar 58 kilometernya sudah rusak akibat abrasi.
Dari empat kecamatan pantai yang ada, Kecamatan Legon Kulon yang paling parah terkena dampak abrasi. Yakni, di sekitar Pantai Pondok Bali. Akibat abrasi di Kecamatan Legon Kulon itu, sering terjadi banjir rob. Bahkan, akibat terjangan gelombang itu, daratan sedikit demi sedikit tapi pasti mulai habis.
"Bisa saja dalam 10-20 tahun yang akan datang, sejumlah desa di Kecamatan Legon Kulon hilang akibat abrasi," ujarnya, Selasa (11/3).
Meskipun sudah sangat parah, tetapi penanganan abrasi terkesan asal-asalan. Apalagi, dinas terkait jarang turun ke lapangan untuk melihat kondisi langsung. Selain itu, bila ada bantuan penanganan abrasi, kelompok-kelompok masyarakat setempat tak dilibatkan. Padahal, masyarakat ini yang tahu seluk beluk kerusakan pantai tersebut.
Selain Kecamatan Legon Kulon, lanjut Suhendi, kecamatan lainnya seperti Blanakan dan Pusakanagara, kondisi pantainya tak jauh berbeda dengan di Legon Kulon. Namun, abrasi di dua kecamatan tersebut tidak separah dan sepanjang Legon Kulon. Tetapi, kondisi ini perlu segera ditanggulangi.