Selasa 11 Mar 2014 23:50 WIB

Tokoh Papua Isi Kuliah Umum di Fiji, Apa Isinya?

Bendera Fiji. Ilustrasi.
Foto: pflnz.co.nz
Bendera Fiji. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tiga tokoh rakyat Papua, Franzalbert Joku, Nicholas Messet, dan Dr Suriel Mofu, menyampaikan kuliah umum tentang kemajuan pembangunan di Bumi Cenderawasih di berbagai universitas di Fiji.

Franzalbert Joku dan Nick Messet adalah mantan aktivis pejuang kemerdekaan Papua sedangkan Suriel Mofu adalah lulusan Oxford University yang saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Papua di Manokwari. Mereka menceritakan pengalamannya di luar negeri itu di Jakarta, Selasa.

Ketiga orang itu menyampaikan kuliah umum (Public Lecture) mengenai Otonomi Khusus Papua di University of South Pasific (USP), Fiji National University (FNU), dan University of Fiji, di Suva, Ibu Kota Fiji, pada 4-7 Maret lalu.

Kedatangan ketiga tokoh Papua ke Fiji adalah sebagai respons atas undangan Menlu Fiji Ratu Inoke (setelah yang memimpin delegasi Melanesian Spearhead Group berkunjung ke Jakarta dan Papua) untuk menyampaikan fakta-fakta mengenai perkembangan di Papua kepada berbagai elemen masyarakat, dan pemerhati masalah Papua di Fiji.

Sedangkan kuliah umum yang diselenggarakan itu atas kerja sama Kementerian Luar Negeri Fiji dengan Kedutaan Besar RI di Suva. Kuliah umum di masing-masing perguruan tinggi itu dihadiri ratusan mahasiswa, dosen, pejabat pemerintah, dan undangan lain.

"Dengan otonomi khusus yang diberikan kepada Papua maka sebenarnya 'kemerdekaan; yang diperjuangkan selama ini telah didapat, tinggal bagaimana para pemimpin dan masyarakat Papua dapat semaksimal mungkin memanfaatkannya demi kepentingan seluruh rakyat," kata Nick Messet.

Nick menegaskan jika tidak ada korupsi di Papua, kesejahteraan masyarakat Papua akan meningkat dengan cepat, apalagi jika putra-putri Papua yang saat ini belajar di luar negeri bersedia pulang dan membangun Bumi Cenderawasih.

Nick yang lama tinggal di luar negeri dan aktif menyuarakan prokemerdekaan Papua, meminta kepada warga Papua yang masih memperjuangkan kemerdekaan dan tinggal di luar negeri untuk pulang dan bersama-sama membangun Tanah Papua tercinta.

Paparan putra-putra Papua itu telah membuka mata dunia internasional bahwa Indonesia terus membangun wilayah timur Indonesia, khususnya Papua hingga memberikan status otonomi khusus, dan menepis tudingan miring yang dilontarkan kepada Indonesia selama ini.

Sedangkan Franzalbert Joku, mantan wartawan yang dulu aktif menyuarakan kemerdekaan Papua menilai pemerintah Indonesia sudah sangat berubah dan terbuka bagi publik. Perubahan yang terjadi di Papua harus terus ditempuh dengan jalan damai dan bukan dengan kekerasan, katanya.

Mofu menambahkan pada masa dulu hanya segelintir warga Papua yang dapat mengenyam pendidikan tinggi namun sekarang ini sudah banyak warga Papua belajar di berbagai perguruan tinggi bahkan hingga ke mancanegara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement