Rabu 12 Mar 2014 18:10 WIB

Parpol Islam Dinilai Tak Punya Modal Koalisi

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bilal Ramadhan
Partai Islam
Partai Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Prospek partai politik (parpol) Islam dalam pemilihan umum 2014 suram. Dikatakan, koalisi parpol berbasis agama terbesar Tanah Air tersebut, sulit menyatu untuk satu suara, apalagi berkoalisi dalam pemilu sekarang.

Akibatnya, manut dan ikut bergabung ke parpol berbasis nasionalis, adalah satu-satunya jalan mempertahankan parpol Islam tetap berada dalam peta politik. Analisis politik dari Universias Indonesia Hamdi Muluk mengatakan, mendekatnya parpol-parpol Islam ke PDI Perjuangan, akan  menguntungkan parpol berbasis agama itu.

Akan tetapi, kata dia, parpol Islam tidak punya pengaruh apapun. Sebab, dengan tingkat keterpilihan PDI Perjuangan yang tinggi saat ini, bisa jadi, partai oposan itu tidak membutuhkan koalisi sama sekali. ''Parpol-parpol Islam ini, tidak punya apa-apa untuk ditawarkan,'' ujar Hamdi, di Jakarta, Rabu (12/3).

Hamdi pun menilai, terancamnya parpol Islam dari pusaran politik nasional saat ini, akan menjadikan parpol-parpol Islam pragmatis. Menurut dia, hal tersebut adalah wajar. Mengingat, parpol-parpol berbasis agama itu, tidak lagi populer.

''Parpol -parpol Islam sekarang, selamat untuk masuk menguasai kursi DPR saja, sudah pasti tidak bisa. Kalau masuk (ke DPR) ya, kita tetap bersyukur juga,'' ujar dia.

Tetapi, meski pun tetap memiliki perwakilan di parlemen, suara parpol Islam, tidak punya pengaruh apa-apa. Diketahui, salah satu parpol Islam, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mencoba merapat ke PDI Perjuangan.

Sekertaris Jenderal di PPP Romahurmuzy, Selasa (11/3) mengungkapkan, partai Ka'bah bersama dengan partai Moncong Putih, sedang menggagas, koalisi Semangka.Dikatakan dia, analogi Semangka, melihat PDI Perjuangan yang merah, akan dibalut kerjasama dengan PPP yang hijau.

Roma yakin, sejarah di  pemilu 2004 bakal terulang kembali. Waktu itu, diceritakan dia, capres dari PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri menggandeng Ketua Umum PPP Hamzah Haz, sebagai cawapres.

Pengamat politik dari Indo Barometer M Qadari mengatakan justeru sebaliknya, mendekatnya parpol Islam ke PDI Perjuangan, akan menguntung-kan partai Wong Cilik itu. Sebab, menurut dia, akan terbuka pesan di masyarakat, bahwa PDI Perjuangan adalah partai yang tetap inklusif dengan idiologi nasionalismenya.

''Secara politis sebenarnya pasti menguntungkan dua-duanya. Tapi, setidaknya, PDI Perjuangan tidak dianggap kelompok abangan,'' kata dia, Rabu (12/3).

Menilai tawaran koalisi PPP ke PDI Perjuangan, Qadari mengatakan, langkah politik serupa juga dilakukan oleh parpol-parpol lainnya. Kata dia, pola politik parpol di Indonesia itu, cenderung mendekat ke kekuasaan, atau pun menempel ke calon penguasa.

Kondisi politik sekarang ini, kentara menampilkan hal tersebut. Kata dia, parpol mana pun menwarkan koalisi kepada PDI Perjuangan. Meski belum ada kata setuju dari semua proposal koalisi, akan tetapi, posisi PDI Perjuangan bersama tokoh dan capresnya saat ini, sudah jadi magnet politik yang menguntungkan.

''Tapi kita harusnya berharap, parpol-parpol Islam ini, jadi kelompok oposisi saja,'' kata dia.

Menjadikan parpol Islam sebagai kelompok oposisi, dalam peta politik mendatang, akan memberikan pelajaran politik kepada masyarakat, bahwa, semestinya, parpol-parpol tidak cuma berorientasi pragmatis, dengan ikut mengambil jatah kekuasaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement