Jumat 14 Mar 2014 22:50 WIB

Tahun 2050, Bisa Jadi Malapetaka Buat Indonesia

Rep: Indah Wulandari/ Red: Mansyur Faqih
Kepala BKKBN Fasli Jalal
Foto: Prayogi/Republika
Kepala BKKBN Fasli Jalal

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Bonus demografi berupa laju pertumbuhan penduduk bisa berubah menjadi malapetaka bagi Indonesia pada 2050. Seperti banyak ditemui di NTT dan daerah pantura. 

"Jumlah penduduk Indonesia bisa mencapai 340 juta pada 2050. Kondisi seperti ini ujung-ujungnya jumlah TKI meningkat, kebakaran hutan, sampai masalah sosial lainnya," ungkap Kepala BKKBN Fasli Jalal, Jumat (14/3).

Fasli memaparkan, penduduk dunia pada 2014 sudah mencapai 7,3 miliar jiwa. Padahal daya dukung bumi hanya empat miliar orang penduduk. 

Di Indonesia, ledakan pertumbuhan penduduk diprediksi menjadi 340 juta jiwa pada 2010. "Tahun 2020 diprediksi jumlah penduduk dunia menjadi 9,3 miliar sampai 9,6 miliar orang," ujar Fasli.

Jawa Barat disebutnya tetap menjadi daerah terpadat penduduknya sebanyak 57 juta jiwa. Banten diperkirakan dari 10 juta menjadi 17 juta jiwa. Berikutnya, Sumatra Utara dan Kepulauan Riau.

"BKKBN berharap skenario program dari Aisyiyah bisa menekan laju pertumbuhan penduduk serta meningkatkan kualitas layanan pada orang lanjut usia. Nanti pelayanan homecare banyak dibutuhkan sehingga tenaga keperawatan sangat dibutuhkan di tengah kondisi bonus demografi," cetus Fasli.

Ia pun mengusulkan agar ormas perempua melakukan sosialisasi pemberdayaan. Sehingga kaum hawa lebih memilih bekerja paruh waktu agar kualitas keluarga tidak teralihkan di tengah laju pertumbuhan penduduk yang kian cepat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement