REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Lembaga-lembaga survei boleh saja merilis anjloknya elektabilitas partai-partai Islam. Namun itu tidak berarti partai Islam kehilangan daya tawar dalam konstelasi politik nasional. Sejumlah partai beraliran nasionalis masih memperhitungkan kekuatan politik partai Islam.
"Kami tidak meremehkan partai Islam. Kami memperhitungkan partai Islam," kata Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri kepada Republika, Kamis (30/3).
Rokhmin mengatakan Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarno Putri pernah menyampaikan keprihatinan atas rendahnya elektabilitas partai Islam dalam sejumlah survey. Menurut Rokhmin, Megawati khawatir jika partai Islam hancur maka anak muda Islam tidak lagi memiliki kanal aspirasi politik.
Kalau sudah begini, bukan tidak mungkin radikalisasi semakin berkembang di Indonesia. "Itu disampaikan Bu Mega dalam rapat di DPP PDIP. Beliau ingin ada keseimbangan," ujarnya.
PDIP membuka pintu koalisi dengan partai Islam. Yang penting partai Islam memiliki semangat dan ideologi yang sejalan dengan PDIP dalam rangka membangun bangsa dan negara. "PDIP partai damai yang rahmatan lil'alamin. Ketum PDIP menekankan yang penting punya ideologi kebangsaan yang sama dan berjiwa Trisakti," katanya.
Rokhmin menyatakan PDIP belajar banyak dari koalisi yang dibangun Partai Demokrat. Menurutnya koalisi yang dibangun Demokrat tidak didasarkan pada komitmen ideologis. Alhasil jalannya pemerintahan tidak stabil dan cenderung saling menyadera antarpartai koalisi.
"Kami tidak ingin ada koalisi transaksional yang membuat amburadul negara ini," ujar Rokhmin.