REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Capaian ekonomi Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, melampaui rata-rata nasional, dan telah mengeluarkan daerah itu dari jurang ketertinggalan.
"Indikatornya jelas, dilihat dari pertumbuhan ekonomi pada angka 7,3 persen di atas capaian nasional 6,23 persen, sedangkan provinsi 5,42 persen," kata Wali Kota Kupang Jonas Salean, Minggu, menjawab evaluasi pertumbuhan ekonomi daerah itu.
Dengan capaian tersebut, Kota Kupang secara nasional sudah tidak lagi berada dalam kategori daerah tertinggal. "Semua ini hasil perjuangan seluruh lapisan masyarakat di daerah ini," katanya.
Dia mengatakan, selain pencapaian pertumbuhan ekonomi melampaui capaian nasional dan provinsi, Kota Kupang juga memiliki indeks pembangunan manusia (IPM) pada 2012 cukup tinggi, berada pada level 78,37, juga berada di atas rata-rata nasional 73,29 dan Provinsi NTT 68,28.
Sementara untuk penghitungan kemiskinan penduduk, berada pada angka 11,66 persen berada di bawah rata-rata kemiskinan penduduk level Provinsi NTT yang berada pada angka 20,03 persen. Sementara angka kemiskinan penduduk secara nasional mencapai sekitar 16 persen.
Sebagai bagian dari daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, lanjut Jonas, Pemerintah Kota Kupang dengan segenap kemampuan yang dimiliki, bersama-sama seluruh komponen masyarakatnya, terus berjuang, untuk terus maju, demi pemenuhan dan peningkatan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat daerah ini.
Kerja sama, kerja giat, lebih keras, lebih cerdas dan lebih tuntas dalam perjalanan waktu pembangunan di daerah, akan semakin memberikan dampak yang cukup baik kepada pertumbuhan ekonomi di daerah ini, Wali Kota Jonas Salean.
Kota Kupang, lanjut mantan Sekretaris Daerah Kota Kupang itu, merupakan kota berkarakter jasa dan perdagangan, sehingga harus terus dikembangkan untuk kepentingan kemajuan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat di wilayah ini.
"Peluang investasi terus pemerintah buka seluas-luasnya, untuk kepentingan kemajuan bagi daerah ini," kata mantan Staf Ahli Bidang Ekonomi Gubernur Nusa Tenggara Timur itu.
Jonas menambahkan, dari aspek geografis dan administratif, Kota Kupang memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur karena menjadi gerbang nasional di pintu selatan Indonesia.
Untuk itu, sebagai 'pintu masuknya', Kota Kupang terus bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat, untuk segala bentuk kebijakan pembangunan di kawasan antarnegara, seperti perdagangan segi tiga bersama Timor Leste dan Australia.
Semua rumusan kebijakan pembangunan untuk kemajuan masyarakat dan daerah, telah terangkum dalam rencana pembangunan yang akan menjadi acuan pelaksanaannya di masyarakat.