Oleh: Rosita Budi Suryaningsih
Ia terombang-ambing di lautan hingga beberapa waktu tanpa tahu arah. Hingga akhirnya, ia terdampar di sebuah pulau makmur yang penduduknya kemudian beramai-ramai menolongnya.
Setelah sadar dan kondisinya mulai sehat, ia pun singgah ke sebuah masjid. Ia kemudian membaca ayat-ayat Alquran di sana.
Penduduk setempat mendengar lantunan suaranya pun terkesima karena merdu dan pandainya ia. "Ajarilah kami membaca Alquran," ujar para penduduk di sana. Ia pun setuju. Hingga lama kemudian, ia pun menjadi guru mengaji di daerah baru tersebut.
Selain guru mengaji, karena kepandaiannya, ia juga didaulat sebagai guru baca tulis. Tak pernah lagi ia kekurangan dalam hal ekonomi. Rezeki terus mengalir karena kepercayaan penduduk yang menunjuknya sebagai guru.
Satu hal lagi rezeki yang mengejutkan datang kepadanya. Datang kepadanya salah seorang tokoh masyarakat yang dihormati oleh penduduk di sana, kemudian berkata kepadanya, "Di sini ada seorang anak perempuan yatim. Selain cantik, ia juga mewarisi harta yang sangat banyak. Kami ingin Anda menikahinya."
Ia pun menolak dengan halus tawaran tersebut. Meski masih bujangan, ia tak menghendakinya. Namun, penduduk di daerah tersebut tidak menyerah, mereka terus membujuk dan memaksanya untuk menikahi perempuan cantik tersebut.
Ia kemudian bertemu dengan perempuan tersebut. Ia sangat terkejut, bukan karena kecantikan perempuan tersebut, melainkan karena kalung yang menjuntai di lehernya. Ia ingat benar, kalung tersebut adalah yang pernah ia temukan saat masih tinggal di Makkah dulu.
Ia kemudian menceritakan kisahnya saat menemukan kalung tersebut kepada penduduk. Para penduduk pun terperanjat. Takbir dan tahlil pun dikumandangkan oleh seluruh penduduk pulau. Mereka menjelaskan bahwa pemilik kalung tersebut adalah ayah dari perempuan cantik tersebut.
Sebelum meninggal, ia pernah bercerita. "Aku belum pernah menemukan seorang Muslim sejati di dunia ini, selain orang yang telah mengembalikan kalungku ini kepadaku. Setelah itu, aku selalu berdoa kepada Allah agar bisa mempertemukanku lagi dengannya sehingga aku bisa menikahkannya dengan putriku," ujar salah seorang penduduk yang menceritakannya.
Rasa syukur terus dipanjatkannya. Ia tak menyangka satu kebaikan yang pernah dilakukannya dulu dibalas dengan nikmat yang begitu besar oleh Allah SWT. Ia kemudian menikahi perempuan tersebut, hidup di pulau, melanjutkan menjadi guru, dan tidak pernah lagi mengalami kekurangan ekonomi.
Ia kemudian dikaruniai dua orang anak. Setelah ia lanjut usia, kalung tersebut harganya telah menjadi 100 ribu dinar.
Jika menemukan barang temuan, dalam hadisnya, Rasulullah SAW berkata, "Perhatikan tempat dan pengikatnya, lalu umumkan selama setahun. Jika pemiliknya datang, berikanlah dan jika tidak, maka terserah engkau."