REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah transisi Mesir menyerukan dunia Islam bersama-sama membendung fatwa dari kalangan ulama yang menimbulkan aksi kekerasan.
"Dunia Islam hendaknya bersatu untuk membendung fatwa-fatwa keagamaan untuk tujuan teror," kata Perdana Menteri Mesir, Ibrahim Mahlab, dalam sambutannya pada pembukaan Konferensi Majelis Tinggi Islam Internasional, di Kairo, seperti dikutip reuters, Rabu (26/3).
Pernyataan sama diutarakan Syeikh Agung Al Azhar, Prof Dr Mohamed Al Yayeb, dalam Konferensi Majelis Tingggi Islam ke-23 yang dihadiri para ulama dari 41 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) termasuk Indonesia tersebut .
"Belakangan ini ada kalangan ulama yang tidak memiliki kedalaman ilmu keislaman yang mumpuni tapi mengeluarkan fatwa sehingga meresahkan umat," katanya.
Menurut Al Yayeb, ada fatwa menyerukan umat Islam untuk bangkit melawan pemerintah tertentu. Fatwa seperti ini perlu dibendung agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.