REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ary Dwipayana menilai gaya komunikasi politik Prabowo Subianto yang menyerang dan emosional bisa menimbulkan citra negatif terhadap Gerindra. Sebab menurut Ary gaya komunikasi politik semacam itu malah menguatkan asumsi publik akan pribadi Prabowo.
"Publik bisa mempersepsikan Prabowo sebagai pemimpin yang emosional, belum matang, dan tempramen dalam menghadapi krisis," kata Ary ketika dihubungi wartawan, Kamis (27/3).
Ary mengatakan Prabowo mesti berhati-hati terhadap persepsi publik. Dalam politik moderen, persepsi publik sering menjadi penentu kekalahan atau kemenangan seseorang dalam kontestasi politik. Ary mengatakan saat ini telah terjadi pergeseran persepsi publik dalam menilai calon pemimpin.
Sebelumnya publik mempersepsikan pemimpin ideal dengan sosok pintar dan tampan (heroik) naum sekarang publik lebih senang dengan pemimpin yang tampil lugu dan apa adanya. "Perubahan persepsi ini juga muncul di kalangan anak-anak muda," ujar Ary.
Dalam kampanye nasional Gerindra di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Prabowo meminta masyarakat berhati-hati dengan capres boneka. "Kalian mau dipimpin boneka-boneka, mau punya presiden boneka?" kata Prabowo di hadapan puluhan ribuan kader Gerindra.
Prabowo juga menyebut adanya politisi yang suka berbohong. "Orang tua ajarkan bohong tidak? Tanya kiai, bohong itu baik atau tidak baik?," ujar Prabowo.