REPUBLIKA.CO.ID, GARUT– Masyarakat yang berada di pesisir Pantai Selatan (Samudra Hindia) Kabupaten Garut terus meningkatkan kewaspadannya menyusul informasi akan datangnya gelombang tsunami pasca gempa berkekuatan delapan SR di Haiti.
Kewapadaan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan tsunami dating lebih awal. "Sejak tadi malam masyarakat di Kecamatan Cikelet, khususnya yang berada di pesisir melakukan ronda bersama,’’ kata Nanang Feris (45 tahun), petugas medis di Puskesmas Cikelet, Kabupaten Garut kepada Republika, Kamis (3/4).
Menurut Feris, sosialisasi kemungkinan datangnya tsunami terus dilakukan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut dan para relawan. Selain itu, kata dia, tim BPBD juga mengintruksikan para nelayan untuk tidak melaut karena beresiko terjadinya ombak besar di lautan.
"Sebagian besar nelayan tak berani melaut menyusul informasi tersebut. Mereka memilih tinggal di rumah sambil mewaspadai kemungkinan datangnya gelombang tsunami,’’ ujar dia.
Sampai Kamis (3/4) pukul 06.00 WIB, kata Feris tidak terlihat terjadinya peningkatan gelombang di wilayah pantai Kecamatan Cikelet. Pantai Santolo yang menjadi pusat kegiatan nelayan, kata dia, terlihat sepi. "Gelombang masih normal. Tidak ada peningkatan hingga pagi ini,’’ jelasnya.