REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Sagu dinilai bisa mencukupi kebutuhan karbohidrat masyarakat Maluku. Melihat pada potensi sagu terhadap pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, pemerintah daerah (Pemda) diharap mulai memperhatikan prospek tersebut dengan menggalakan pangan pokok lokal itu kembali menjadi makanan pokok masyarakatnya.
"Kebutuhan karbohidrat seseorang cuma 180 kg per kapita per tahun. Kalau dihitung berdasarkan luas hutan sagu 60 ribu hektar, maka sedikitnya bisa menyediakan karbohidrat sebanyak 416 kg per kapita per tahun," kata peneliti sagu dari Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Wardis Girsang, Jumat (4/4).
Menurut Wardis sagu memiliki sejumlah kelebihan dibanding padi, yaikni mampu menyimpan air, patinya banyak dan tahan dengan perubahan iklim. "Berbeda dengan padi yang rentan terhadap hama dan penyakit, lebih rakus air dan banyak menghasilkan gas metan ke udara sehingga mempengaruhi pemanasan global," ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dari sisi ekonomi, sagu lebih menguntungkan masyarakat Maluku, karena tumbuh subur di berbagai wilayahnya sehingga lebih mudah untuk didapatkan dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya seperti halnya pada beras.
"Sebanyak 70 persen kebutuhan orang miskin adalah untuk pangan kalau pengeluaran itu bisa dikurangi dengan mengganti beras dengan sagu. Tentunya ada sisa anggaran yang dapat digunakan untuk biaya pendidikan dan kesehatan," ucapnya.