Ahad 06 Apr 2014 14:58 WIB

Dampak Kehadiran H & M: Retail Mode Australia Harus Berani Bersaing

Aneka busana kerja
Foto: hijabstyle.co.uk
Aneka busana kerja

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Mengomentari kehadiran raksasa mode H&M di negaranya, Asosiasi Retail Australia (ARA) mengaku tingkat persaingan usaha saat ini sangat ketat. Karenanya retail Australia harus meningkatkan upayanya dan memberikan penawaran yang lebih baik kepada konsumen.

"Pelaku retail di Australia menyadari saat ini  terjadi persaingan yang sangat ketat di pasar domestic, H&M hanya satu dari ratusan retail yang datang membuka gerai di Australia, dan jumlah pesaing seperti itu akan terus bertambah,” kata Direktur Eksekutif ARA,  Russell Zimmerman.

Dia mengatakan retail yang lebih kecil bisa menggunakan internet untuk mendongkrak keuntungan mereka.

"Yang cukup menarik adalah retail mandiri berskala kecil telah banyak yang pindah ke jalur pemasaran online  dan melakukannya jauh lebih baik daripada retail besar,” tambahnya.

Secara keseluruhan, total nilai retail industri busana Australia mencapai AUD$21 miliar dan keuntungannya terus menurun selama beberapa tahun terakhir. Meski demikian sejumlah pengamat memperkirakan pasar retail busana Australia akan kembali meningkat dengan ketatnya persaingan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.

Analis dari Retail Dunia IBIS, Caroline Finch menyatakan,sebenarnya mode cepat  yang diusung H&M ini hanya mungkin untuk toko dengan kekuatan modal besar. Seperti H & M, yang memiliki 900 pemasok di seluruh dunia.

"Di pasar di mana mode cepat lebih aman seperti Eropa dan Asia, ada kekhawatiran yang cukup tentang apa yang terjadi pada semua produk ini ... apa yang terjadi di tingkat lingkungan," kata Finch.

Konsultan fashion dan advokasi untuk model fashion yang berkelanjutan, Fabia Pryor, mengatakan label mode cepat seperti H & M telah memberikan konsumen pemahaman yang keliru mengenai harga pakaian.

"Pasar sedang dibanjiri oleh banyak pakaian murah saat ini dan konsumen mulai terbiasa dengan membeli hal-hal yang hanya  mereka pakai dalam waktu singkat,  dan membuangnya setelah terpakai,” katanya.

"Ketika hal itu  menjadi bahan acuan, konsumen jadi kurang menghargai pakaian yang masa pakainya lama.”

"Menurut saya kita perlu mendorong para pemain independen untuk datang dan membantu mereka menggunakan model busana yang lebih lambat siklus produksi dan pemakaiannya."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement