REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai, kasus rusaknya bus Transjakarta telah dijadikan alat kampanye hitam pada dirinya. Jokowi mengatakan, lawan politik memanfaatkan kasus itu untuk menjatuhkan dia.
Meski demikian, calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut menganggap hal seperti itu adalah sesuatu yang biasa terjadi jelang pemilihan umum seperti saat ini. Karenanya, ia mengaku tak mau ambil pusing
"Ya biasa politik seperti itu, apalagi dalam situasi seperti ini. Ya itu dipakai untuk men-downgrade (menjatuhkan)," ujar Jokowi.
Dia sendiri sebenarnya enggan berkomentar lebih lanjut mengenai kisruh bus rusak ini. Sebab, Jokowi menilai, Pemerintah Provinsi tak lagi memiliki wewenang atas kasus tersebut karena sudah masuk wilayah hukum.
Saat ini, kasus bus rusak Transjakarta tengah diselidiki oleh Kejaksaan Agung. Lembaga negara itu sudah menetapkan dua pejabat Dinas Perhubungan sebagai tersangka atas kasus ini. Belakangan, banyak pihak mendesak agar Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ikut memeriksa Jokowi atas kasus bus rusak yang dibeli pada 2013 lalu tersebut.