REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potret. masyarakat jalanan, khususnya para pengamen di kota Jakarta. Tersaji dalam film dokumenter berjudul "Jalanan". Menceritakan mengenai lika-liku kehidupan realita warga pinggiran. Film ini menjadi salahsatu film yang wajib untuk disaksikan.
Gitaris Band Navicula, Dadang mengatakan, film garapan sutradara asal Kanan ini, merupakan film yang menceritakan kejujuran."Dari kesederhanaan mereka bisa menikmati hidup. Dan tidak banyak orang bisa merasakan itu," ujar Dadang, setelah launching film "Jalanan", Selas (8/4).
Senada dengan Dadang. Vokalis Navicula, Robi menuturkan jika film ini mempunyai perbedaan dari film yang selalu ditayangkan di Indonesia. Pada umumnya film yang banyak beredar, menceritakan kondisi yang dibuat-buat. Seperti sinetron yang agak dangkal namun ratingnya tinggi.
Sedangkan film "Jalanan", memperlihatkan kejujuran para pengamen Jakarta yang tidak diurus pemerintah. Malahan dimasukan ke dalam bui, dengan alasan penertiban.
Sutradara utama, Daniel Ziv menegaskan, film ini bukan hanya harus ditonton. Tapi hukumnya sudah wajib. Pasalnya perbedaan dengan banyaknya film Indonesia yang beredar, menjadi dasar menariknya film garapan dia.
"Biasanya kita lihat film umumnya bercerita tentang orang kaya dan penonton para kalangan menengah ke bawah. Tapi saat ini kita bercerita tentang kehidupan jalanan yang akan ditonton para kalangan atas," tangkas Daniel.
Film pengamen jalan ini menceritakan tiga pengamen Ibukota bernama, Boni, Ho dan Titi. Perjalanan keras mereka untuk menggapai cita-cita terus dilakukan. Meskipun tidak semua cita-cita dari mereka dapat tercapai dengan sempurna.