REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prabowo Subianto menggunakan hak pilihnya di TPS 02 RT/RW: 02/09, Kampung Curuk, Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/4). Usai mencoblos, capres Partai Gerindra tersebut langsung menyentil kebijakan pemerintah.
Dia menggugat kebijakan kemandirian ekonomi yang diambil pemerintah, yang semakin jauh dari keberpihakan kepada rakyat. Kalau dulunya Indonesia dikenal sebagai negara produsen dalam berbagai bidang, sekarang semua konsumsi masyarakat harus diimpor.
Hal itu membuatnya miris lantaran kekayaan alam negeri ini luar biasa melimpah. Sayangnya, semuanya salah urus hingga membuat kehidupan rakyat tidak membaik."Buah saja kita impor, masa tak bisa menghasilkan pepaya sendiri? Swasembada pangan dan minyak apalagi," kritik Prabowo.
Mantan komandan jenderal Kopassus itu menyatakan, isu keadilan ekonomi mendapat sorotan lebih. Pasalnya, berjalannya demokrasi tanpa diimbangi kesejahteraan masyarakat bisa membuat masa depan negara ini menjadi tidak menentu.
"Intinya keadilan ekonomi, tidak mungkin ada demokrasi tanpa keadilan. Hal itu akan mendorong masyarakat menjadi tidak stabil," kata Prabowo.