REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mencatat ribuan peternak ayam menutup usahanya sejak empat bulan terakhir akibat terjadi kelebihan produksi sementara daya serap terbatas.
"Tidak hanya di Provinsi Kalbar, di berbagai daerah juga mengalami hal yang sama," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalbar, Abdul Manaf Mustafa, di Pontianak, Jumat (11/4).
Berdasarkan data Asosiasi Agribisnis Perunggasan, pada awal Desember 2013 terdapat 3.983 peternak di Kalbar. Namun pada April, jumlahnya merosot drastis menjadi 1.503 peternak.
Salah satu faktor pemicu karena daya serap masyarakat akan daging ayam yang menurun sehingga mempengaruhi tingkat pembelian.
"Mungkin saja karena pengaruh dari turunnya harga karet, sehingga daya beli masyarakat menurun. Nanti, kami akan minta bantuan kajian BPS terkait hal itu," ujar Abdul Manaf.
Saat ini, ada lima perusahaan peternak ayam di Kalbar yang mampu menghasilkan 2,94 juta ekor anak ayam umur sehari (day old chicken/ DOC) sebulan. Padahal, lanjut dia, idealnya di kisaran 2,4 juta ekor perbulan.
"Artinya di Kalbar terdapat kelebihan 440 ribu ekor DOC per bulan," katanya.