Selasa 15 Apr 2014 15:31 WIB

Akbar Tandjung Desak Golkar Evaluasi Hasil Pileg

Akbar Tandjung
Foto: Republika/Yasin Habibi
Akbar Tandjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar Akbar Tandjung kembali menegaskan perlunya pengurus partai berlambang pohon beringin itu melakukan evaluasi atas hasil perolehan suara dalam pemilu legislatif 9 April lalu.

Akbar kepada pers di Jakarta, Selasa menyatakan, perolehan suara Golkar meleset jauh dari target yang telah dicanangkan, yakni 27-30 persen, sedangkan hasil (sementara) hanya 14,48 persen. "Evaluasi itu sangat penting untuk mengetahui mengapa suara Golkar kurang dari 15 persen? Jadi, evaluasi yang kita usulkan, yaitu atas hasil perolehan suara Golkar yang jauh dari target, bukan evaluasi pencapresan ARB," kata Akbar.

Penegasan Akbar ini sekaligus meluruskan pandangan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Luhut Panjaitan yang menyatakan bahwa usulan evaluasi yang dikemukakan Akbar atas nama pribadi dan bukan atas nama Wantim. "Bagaimana saya mengusulkan atas nama pribadi? Ya atas nama wantim-lah, karena yang ditanya saya, maka saya jawab perlu evaluasi hasil pemilu legislatif," kata Akbar.

Mantan ketua umum Partai Golkar ini mengungkapkan, Rakernas Pemenangan Pemilu DPP Golkar memutuskan target perolehan pemilu legislatif adalah 27 persen. Keputusan ini diambil atas dasar masukan empat lembaga survei yang melakukan jajak pendapat pada 30 ribu orang di seluruh Indonesia.

"Tetapi hasilnya sekarang jauh dari target, hanya sekitar 50 persen dari target, hal ini mengecewakan kita semua," kata mantan ketua DPR RI ini.

Menurut Akbar, bukan hanya suara yang jauh dari target, tetapi kursi DPR Golkar nantinya dipastikan turun. Hasil pemilu legislatif 2009, Golkar mendapat 106, sekarang berdasarkan hitungan lembaga survei, Golkar hanya akan dapat 83 - 96 kursi.

"Nah, ini 'kan ada penurunan perolehan kursi DPR. Lalu, kita diam saja?," kata Akbar.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement