REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Proses pembebasan lahan untuk pembangunan rel kereta jalur Poris hingga Bandara Soekarno - Hatta di Kota Tangerang, Banten, diharapkan berjalan lancar.
"Kami tahu bila warga memiliki emosional terhadap tanah yang ditempatinya. Namun, kini lahan itu diperlukan untuk proses pembangunan transportasi massal kereta api. Kami harapkan prosesnya berjalan lancar karena adanya sistem pergantian," kata Camat Tangerang, Gunawan di Tangerang, Selasa.
Ia mengatakan, lahan warga yang akan dipakai untuk pembangunan rel kereta, diganti secara seluruhnya oleh PT Kereta Api.
Bahkan, warga yang memiliki usaha dan fasilitas gedung lainnya selain tempat tinggal, akan juga diproses dengan pergantian. Sehingga, warga akan mendapatkan tempat yang baru bila lahannya nanti dibeli.
Kepala BPN Kota Tangerang, Himsar, menuturkan, untuk di Kota Tangerang, terdapat delapan kelurahan di dua kecamatan dengan panjang 12 kilometer dan luas 30,36 hektar atau 700 bidang yang terkena dampak pembangunan rel kereta api.
Nantinya, BPN akan mendata lahan warga dalam waktu 30 hari. Setelah itu, selama dua minggu hasilnya akan dipublikasikan di kelurahan untuk kemudian diverifikasi bila ada kesalahan.
Bila lahan warga yang didata sudah benar, BPN akan menyerahkannya kepada tim Apperecial atau penentuan harga untuk menentukan kesepakatan harga jual beli.
"Jadi yang menentukan harga adalah nantinya tim apperecial. Intinya, harga yang akan ditawarkan diatas NJOP," katanya.