REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Federasi Sepak Bola Eropa, Michel Platini memastikan tidak akan ada tim peserta kompetisi Eropa yang bakal didiskualifikasi pada musim mendatang. Jaminan ini disampaikan legenda timnas Prancis itu terkait penyelidikan dugaan pelanggaran Financial Fair Play (FFP) yang memimpa sejumlah tim Eropa.
Sebelumnya, UEFA lewat Komisi Kontrol Finansial Klub-Klub Eropa (CFCB) segera melanjutkan investigasi terhadap 76 klub yang diduga melanggar aturan FFP. Jika terbukti melakukan pelanggaran, maka hukuman maksimal yang bisa diterima klub tersebut adalah dilarang terlibat dalam bursa transfer pemain.
Selain itu, tim yang kedapatan tidak bisa menyeimbangkan neraca keuangannya selama dua musim terakhir itu juga bakal dicoret dari kompetisi Eropa.
Dari 76 klub yang dicurigai tersebut, semuanya memang berlaga di kancah Liga Champions dan Liga Europa. Namun, Platini menegaskan tidak ada tim yang bakal dicoret dari kompetisi Eropa pada musim mendatang.
Menurutnya, hasil putusan pertama UEFA soal FFP itu baru akan keluar pada awal Mei mendatang. Sedangkan untuk masalah yang lebih serius baru akan diputuskan pada Juni mendatang. Rencananya, kebijakan UEFA untuk mengatur neraca keuangan klub Eropa lewat kebijakan FFP itu baru akan efektif pada musim depan.
"Tapi jika Anda berharap akan ada darah dan air mata, mungkin Anda akan kecewa. Pada musim depan, mungkin ada beberapa hal sulit yang dialami berbagai tim, tapi tidak pencoretan dari kompetisi Eropa," kata Platini kepada Le Parisien, seperti dikutip Reuters, Kamis (24/4).
Dari 76 klub yang diduga melakukan pelanggaran, dua klub menjadi sorotan utama. Yaitu tim asal Inggris, Manchester City dan juara Liga Prancis musim lalu, Paris Saint Germain. City mencatatkan kerugian 149 juta pound dalam dua musim terakhir. Sementara PSG rugi sebesar 130 juta pound. Angka ini pun jauh dari angka minimal yang ditetapkan UEFA, yaitu 37,2 juta pound.
Demi menutupi kerugian ini, PSG dan City sempat melakukan kerja sama dengan nilai kontrak mencapai puluhan juta pound dengan Otoritas Pariwisata Qatar dan Maskapai penerbangan Ettihad. Namun, pola kerja sama itu juga kabarnya melanggar aturan. Karena UEFA melarang klub untuk terlibat dalam kerja sama secara langsung oleh perusahaan yang juga dipunyai oleh pemilik klub.
Namun, Platini tidak mau buru-buru mengambil keputusan. "Mudahnya, model ekonomi PSG itu spesial dan tidak tipikal. Mungkin, harus seorang ahli yang bisa menjawab hal tersebut," lanjut Platini
Selain dicoret dari keikutsertaan kompetisi Eropa dan dilarang terjun di bursa transfer pemain, klub yang terbukti bersalah dalam kebijakan FFP diharuskan membayar sejumlah denda. Termasuk sanksi berupa pembatasan jumlah pemain yang didaftarkan di kancah kompetisi Eropa.
"Saya kira, sanksi itu cukup signifikan buat tim-tim besar. Kami akan tetap menerapkan kebijakan tersebut," tegas mantan pemain yang pernah menyabet trofi Pemain Terbaik Eropa tersebut.