REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Riau mempertanyakan tertundanya pembayaran gaji guru bantu selama empat bulan padahal sudah ada dana dari APBD 2014.
"Kami heran mengapa dana itu belum juga dapat dicairkan, ini ada apa sebenarnya," kata Ketua PGRI Riau Isjoni di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, padahal gaji guru bantu di Kabupaten Indragiri Hilir sudah cair dan para para pendidik dapat menikmati untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Pernyataan tersebut terkait ribuan guru bantu yang ada pada 12 Kabupaten dan kota di Provinsi Riau mendapat gaji dari APBD, tapi sejak Januari 2014 mereka belum menerima.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, banyak guru tersebut yang harus meminjam kepada pihak lain dan ada di antaranya kepada rentenir dengan bunga tinggi.
Isjoni mengatakan para petinggi daerah seperti wali kota dan bupati dapat.
mempercepat usulan kepada Pemprov Riau mengucurkan dana ke daerah agar guru bantu itu tidak lama menderita.
Namun pihaknya memberikan tanggapan positif terhadap pimpinan daerah di Kabupaten Indragiri Hilir yang tanggap terhadap nasib guru bantu.
Demikian pula, katanya, aparat terkait agar mendesak Biro Keuangan Pemprov Riau untuk mentransfer dana ke daerah sehingga dapat dicairkan segera.
Isjoni menambahkan, bila gaji guru itu belum juga diterima hingga akhir April 2014, tentu sudah lima bulan tertunda.
Sementara itu, Kepala Biro Keuangan Pemprov Riau, Jonli mengatakan mekanisme yang dilakukan untuk pembayaran tersebut di antaranya atas permintaan bupati atau wali kota sehingga ditransfer ke kas daerah.
"Kami hanya mau mentransfer jika ada permintaan, hal itu sudah merupakan prosesdur yang harus ditempuh," katanya.