Rabu 30 Apr 2014 10:14 WIB

Guru Dilatih Menjadi Agen Perdamaian

Guru jadi agen perdamaian (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/Agung Supriyanto
Guru jadi agen perdamaian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Pusat Mediasi dan Rekonsiliasi Ambon (Ambon Reconciliation and Mediation Center-ARMC) IAIN Ambon akan melatih 60 orang guru di Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat menjadi agen perdamaian, pada pertengahan Mei 2014.

"Untuk menjadikan guru-guru ini sebagai 'agent for peace', mereka akan ditingkatkan kapasitasnya untuk bagaimana menerapkan pendidikan bina damai di sekolah masing-masing," kata Direktur ARMC Abidin Wakano, di Ambon, Rabu.

Abidin yang juga Dosen Pasca Sarjana IAIN Ambon dan Direktur Lembaga Antar Iman (LAIM) mengatakan, 60 orang guru multi etnis dan agama tersebut berasal dari 15 hingga 20 sekolah. Sebelumnya mereka telah dididik dalam berbagai tahap dan program pendidikan bina damai oleh ARMC sejak tahun 2012.

Dijelaskannya, proses pendidikan bina damai yang sebelumnya pernah diberikan kepada para guru itu, dimulai dengan workshop pendidikan multi kulturalisme yang digelar bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kanada, pada awal 2012.

Kemudian dilanjutkan dengan 'live in', di mana para guru tersebut saling bertukar tempat tinggal selama beberapa hari, guna merasakan bagaimana kehidupan sehari-hari keluarga yang berbeda keyakinan dengan dirinya.

Setelah itu, mereka diberi 'living value education' (pendidikan menghidupkan nilai), hasil kerja sama dengan The Asia Foundation (TAF) pada akhir 2012.

"Tahun lalu kami angkat pela (ikatan persaudaraan antardua atau tiga kampung yang berbeda agama) lintas sekolah antara 1.500 orang siswa SMP Negeri 9 Ambon di Desa Lateri dan SMP Negeri 4 Salahutu di Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah," ucapnya.

Abidin menambahkan, bidang pendidikan merupakan wilayah strategis untuk mengintervensi masyarakat dalam proses pembinaan perdamaian, terutama kesadaran akan kehidupan multikultural dan plural.

"Kami memilih profesi guru karena mereka memiliki peran yang sangat penting dalam membantu proses reintegrasi sosial setelah terjadinya konflik horizontal pada 1999," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement