REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jalur evakuasi bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, keadaanya rusak parah. Kondisi itu dikhawatirkan akan menghambat penyelamatan jika terjadi peningkatan aktivitas pada gunung api tersebut.
"Saat ini ada sekitar empat kilometer jalan yang rusak parah, mulai dari Dusun Manggong hingga Batur," kata Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto, Kamis (1/5).
Menurut dia, jalur evakuasi yang dulunya berupa jalan aspal tersebut saat ini tinggal batu-batu dan banyak yang berlubang serta berdebu.
"Kerusakan jalur evakuasi ini akibat banyaknya truk angkutan pasir yang lewat di jalur ini. Dalam satu hari bisa mencapai ratusan truk dengan muatan pasir atau batu yang melintas di jalaur evakuasi, seharusnya truk-truk tersebut melalui jalur khusus tambang," katanya.
Ia mengatakan, menyikapi kenaikan status Gunung Merapi dari aktif normal menjadi waspada maka warga desa sepakat untuk bergotong royong memperbaiki jalur evakuasi maupun jalur tambang.
"Pada Minggu (4/5) warga Desa Kepuharjo akan serentak memperbaiki jalur tambang dan jalur evakuasi. Setelah itu truk angkutan pasir tidak boleh lagi melewati jalur evakuasi dan harus lewat jalur tambang," katanya.
Her mengatakan, dengan diperbaikinya jalur evakuasi tersebut maka diharapkan jika sewaktu-waktu terjadi erupsi maka upaya penyelamatan tidak banyak kendala.
"Namun perbaikan swadaya warga ini hanya sebatas menutup jalan yang berlubang dengan pasir dan batu. Harapannya pemerintah bisa membentu dengan mengaspal kembali jalur evakuasi Merapi," katanya.
Perubahan status Gunung Merapi tersebut berdasarkan surat dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta nomor 326/04/BGV.K/2014 tertanggal 29 April 2014 tentang kenaikan status Gunung Merapi dari status Normal ke Waspada yang berlaku?29 April 2014 pukul 23.50 wib.