REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Koperasi semestinya menjadi soko guru perekonomian nasional. Namun di Kabupaten Indramayu, sebagian besar koperasi justru dalam kondisi tidak sehat.
‘’Bahkan ada koperasi yang hanya tinggal papan namanya saja. Pengurus tidak ada, aktifitas juga tidak ada,’’ ujar Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Diskoperindagkop) dan UKM Kabupaten Indramayu, Maman Kostaman, akhir pekan kemarin.
Maman menjelaskan, secara keseluruhan, jumlah koperasi di Kabupaten Indramayu sekitar 900 unit. Koperasi itu jenisnya bermacam-macam, di antaranya koperasi simpan pinjam, koperasi produsen dan koperasi konsumen.
Dari seluruh koperasi itu, terang Maman, sekitar 70 persen di antaranya dalam kondisi tidak sehat dan sedang. Sedangkan sisanya dalam kondisi sangat sehat dan sehat.
Maman menjelaskan, sehat atau tidaknya koperasi di antaranya terlihat dari mampu tidaknya koperasi itu menjalankan kewajibannya. Hal itu sesuai anggaran dasar anggaran rumah tangga (AD ART) yang dimiliki koperasi tersebut.
Maman mengungkapkan, kondisi tidak sehat yang dialami koperasi penyebabnya bermacam-macam. Di antaranya, banyak koperasi yang tidak memiliki komitmen dan tujuan yang jelas ketika dibangun. Hal tersebut dikarenakan koperasi itu dibangun hanya untuk kepentingan pengurusnya saja.
‘’Padahal, koperasi seharusnya dibangun dan dijalankan untuk kepentinggan bersama,’’ kata Maman.