Jumat 16 May 2014 07:45 WIB

Yaman Nyatakan Perang Melawan Alqaidah

Pasukan Alqaidah (ilustrasi)
Foto: foreignpolicy.com
Pasukan Alqaidah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Yaman menyatakan perang terbuka melawan Alqaidah dan akan memburu anggota kelompok militan tersebut di manapun mereka berada, demikian Presiden Abdul Rabbu Mansour Hadi mengatakan pada Kamis.

Yaman kini menghadapi ancaman serangan balas dendam dari kelompok gerilyawan yang ingin mendirikan negara Islam di wilayah semenanjung Arab.

Dalam pernyataan pertama sejak tentara memulai operasi serangan untuk mengusir Alqaidah di Semenanjung Arab (AQAP) dari benteng pertahannya, Hadi mengatakan bahwa pasukannya akan memburu anggota kelompok gerilyawan tersebut di provinsi bagian selatan, tengah, dan utara Yaman.

Sebelumnya pada dua tahun lalu, Yaman memulai operasi terbesar AQAB setelah munculnya serangkaian serangan terhadap sejumlah pejabat pemerintah, anggota pasukan keamanan dan sejumlah warga asing.

"Hadi memastikan bahwa pertempuran melawan organisasi teroris itu bersifat terbuka. Oleh karena itu, tentara dan pasukan keamanan harus bersiap untuk menjalankan operasi pembersihan di Abyan, Maarib, Shabwa, dan Badya," demikian kantor berita setempat melaporkan setelah presiden bertemu dengan Komisi Keamanan Tertinggi.

"Adalah hal yang penting untuk memburu mereka dengan kekuatan dan ketegasan," kata Hadi.

Sebelumnya, AQAB telah melakukan serangkaian serangan balas dendam di ibu kota Yaman, Sanaa, dan sekitarnya setelah benteng pertahanannya di Abyan dan Shabwa terus dilemahkan.

Pada Jumat lalu, empat tentara terbunuh dalam tembak-menembak dengan kelompok militan di dekat istana kepresidenan, Sanaa. Pada Ahad, bom bunuh diri meledak di gedung polisi militer kota pantai Mukalla dan menewaskan setidaknya 10 serdadu dan seorang warga sipil.

Stabilitas keamanan Yaman, yang pantainya berbatasan langsung dengan eksportir minyak terbesar dunia Arab Saudi, menjadi salah satu perhatian internasional.

Amerika Serikat meningkatkan dukungannya terhadap pemerintah dan militer termasuk di antaranya dengan mengirim serangan pesawat tak-berawak.

Kekerasan di Yaman bermula sejak 2011 saat demonstrasi besar-besaran berhasil menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh dari jabatannya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement