REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menyerukan untuk menahan diri dan segera membebaskan para sandera di Mali, Ahad, di mana bentrokan antara gerilyawan separatis dan tentara menyebabkan puluhan orang tewas di utara.
"Kami menyerukan pembebasan segera semua sandera dan mendesak semua pihak untuk menahan diri dari kekerasan dan dari setiap tindakan yang membuat warga sipil beresiko," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, pertempuran antara tentara pemerintah dan pemberontak Tuareg di kota Mali bagian utara, Kidal, pada akhir pekan telah merenggut nyawa sedikitnya 36 orang. ''Sementara sekitar 30an pegawai negeri sipil telah disandera,'' kata pemerintah, Minggu.
Pertempuran terjadi Sabtu di luar kantor gubernur daerah itu saat Perdana Menteri Mali, Moussa Mara, mengunjungi Kidal sebagai bagian dari tur pertamanya ke kawasan gurun di utara negara itu.
"Delapan anggota angkatan bersenjata tewas dan 25 luka-luka, sementara 28 dari penyerang tewas , " kata kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataan dengan menambahkan bahwa sekitar 30 pegawai negeri sipil disandera.
Kidal, yang terletak 1.500 kilometer (900 mil) timur laut dari ibu kota Bamako, merupakan lokasi aksi protes anti-pemerintah yang dilakukan oleh beberapa ratus anak muda pada hari Jumat dan Sabtu di bandara setempat.