Senin 19 May 2014 22:29 WIB

Buku Sejarah Indonesia Perlu Ditulis Ulang

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: M Akbar
Mencari buku di perpustakaan (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mencari buku di perpustakaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Herlini Amran, mengatakan buku-buku yang berkaitan sejarah bangsa Indonesia baik perang melawan penjajah Belanda,  Jepang, peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945, pemilu, munculnya Orde Baru, reformasi 1998 perlu  ditulis ulang dalam riset multidisipliner, Senin, (19/5).

''Ini perlu dilakukan  agar kita dan generasi mendatang dapat memaknai rangkaian-rangkain sejarah secara obyektif dan rasional. Untuk penerbitan buku tersebut, pemerintah bisa menganggarkan dalam APBN baik untuk riset dan penerbitan serta sosialisasi,'' ujar Herlini.

Dulu pemerintah kolonial Belanda sanggup mendanai penulisan buku perang Pangeran Diponegoro dengan jutaan gulden sehingga terbit buku Java Orloog dengan ribuan halaman.

''Seharusnya pemerintah  bisa membuat sejarah perang dan sejarah politik bangsa ini,'' kata Herlini.

Dengan adanya buku-buku yang semacam itu, terang Herlini, diharapkan akan menumbuhkan kecintaan pada negeri ini. Sehingga muncul motivasi rasa memiliki negeri ini secara utuh.

Sisi moralitas dari nasionalisme, kata Herlini, dapat disumbangkan dari budaya membaca. Sehingga nasionalisme yang akan berkembang adalah nasionalisme obyektif dan rasional, tidak hanya semangat.

Suatu saat, lanjut Herlini, dengan hadirnya moralitas dari nasionalisme,  maka persoalan bangsa ini  seperti politik uang, korupsi, separatisme, dan terorisme akan menghilang dengan sendirinya.

''Kita dapat mengisi nasionalisme dengan moralitas, bukan sekedar semagat dan jargon,'' katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement