REPUBLIKA.CO.ID, BALIGE -- Kadis Pertanian Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, Joni Hutajulu menyarankan agar para petani setempat bersedia mengganti varietas benih yang ditanam, untuk memutus siklus perkembangbiakan hama kresek sebagai upaya mempertahankan produksi.
"Penggantian varietas benih dalam budidaya padi serta pola penanaman serentak dapat memutus siklus perkembangbiakan hama kresek," kata Joni di Balige, Selasa.
Menurutnya, hama kresek yang menyerang tanaman padi sangat membahayakan, karena proses perkembangbiakannya sangat cepat dan berpindah-pindah.
Jika gangguan hama tersebut dibiarkan dan tidak segera diatasi, dapat mengakibatkan terjadinya gagal panen (puso).
Di samping itu, penggunaan bahan kimia secara berkelanjutan dengan varietas bibit yang sama secara terus menerus, juga akan menyebabkan benih melemah dari musim ke musim.
Hal tersebut, menurutnya sangat berpotensi menimbulkan serangan hama kresek yang lebih besar menyerang tanaman padi.
Joni menjelaskan, hama kresek yang menyerang puluhan hektare lahan persawahan di Kabupaten Tobasa belum lama ini, disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis secara tidak beraturan.
"Mengingat banyaknya tanaman padi yang saat ini diserang hama kresek, maka langkah preventif yang disarankan adalah melakukan penyemprotan dengan pestisida tribac," katanya.
Data yang diperoleh dari Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Tobasa menyebutkan, lahan sawah seluas 18.025 hektare dan luas lahan pertanian 19.027 hektare serta lahan non pertanian luasnya 52.268 hektare.