REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Pemerintah Cina akan memulai pemeriksaan terhadap sistem komputer yang digunakan di departemen-departemen pemerintah. Menurut laporan kantor berita Xinhua, yang dikeluarkan Kamis (22/5), hal tersebut ditujukan untuk melindungi data-data kenegaraan Cina yang bersifat sensitif.
Selain sebagai perlindungan, pemeriksaan sistem komputer di lingkungan departemen pemerintahan Cina itu juga, disebabkan lantaran terjadinya ketegangan atas tindak kejahatan mata-mata dunia maya antara Cina dengan Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Reuters, Rabu (21/5), Kantor Informasi Dewan Kenegaraan setempat mengungkapkan, pemeriksaan terhadap sistem komputer Cina itu akan menyasar pada aplikasi teknologi-teknologi utama yang berkaitan erat dengan keamanan nasional dan kepentingan umum.
Dikabarkan, sejumlah pelaku bisnis dan pemerintahan akan mengambil keuntungan atas monopoli teknologi dalam pengumpulan skala besar data-data sensitif dari bidang pemerintahan, bisnis, dan sejumlah lembaga penting Tiongkok lainnya. Dewan Negara pun menambahkan, hal itu jelas-jelas merupakan pelanggaran besar.
Namun, hingga saat ini Xinhua masih belum memberikan penjelasan detail departemen dan perusahaan apa saja yang dirugikan. Sebelumnya, baru-baru ini pemerintahan AS telah memberikan sanksi kepada lima perwira tentara Cina yang diduga terlibat dalam kejahatan di dunia maya atas aksi mata-mata beberapa dokumen dan data rahasia dagang milik AS. Atas peristiwa tersebut, Cina pun membantahnya.
Di sisi lain, pemerintah AS kini tengah menghadapi tantangan hukum yang besar dalam mencegah aksi kejahatan mata-mata di dunia siber yang dilakukan pihak lain. Rabu (21/5), Direktur FBI James Comey mengatakan, bahwa ada dua jenis perusahaan besar AS yang diretas data-data dan dokumen rahasia dagangnya oleh pihak Cina.