REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Gubernur DKI Jakarta yang kini menjadi Calon Presiden, Joko Widodo, menepis berbagai isu miring terhadap dirinya yang menurutnya perlu diluruskan agar masyarakat mengetahuinya.
"Salah satu isu yang harus diluruskan tersebut adalah mengenai diri saya keturunan dari Singapura," katanya di hadapan ratusan hadirin pada acara silaturahim partai pendukung koalisi rakyat, di Banjarmasin, Minggu.
Menurut Jokowi, ia sendiri merasa geli dengan isu yang dihembuskan baik melalui SMS maupun media lain tersebut. Dia tidak tahu dari mana datangnya isu yang tidak benar tersebut.
"Bapak saya itu asli dari desa, yakni Desa Karang Anyar sekitar 30 kilometer dari Kota Solo. Begitu juga ibu saya berasal dari Boyolali sekitar 30 kilometer pula dari Solo, dari Singapura mana," katanya sambil tersenyum.
Begitu juga adanya isu yang dikatakan kalau dirinya terpilih menjadi Presiden RI, maka dana sertifikasi bagi 3,5 juta guru di Indonesia mau dihapus.
''Gimana jalan berfikirnya. Masa tenaga guru yang merupakan ujung tombak pendidikan itu memperoleh dana sertifikasi, mau dihapus,'' katanya. 'Kalau perlu, ditambah dana sertifikasi tersebut.''
Selain itu, ia juga pernah mendengar isu jika pasangan Jokowi-JK berhasil maka jajaran kepolisian akan digabung dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). ''Semuanya itu tidak betul,'' tambahnya lagi.
Soal agama yang dianutnya juga jelas ia mengaku seorang muslim. Bahkan, ketaatan sebagai muslim tersebut ditunjukkannya dengan melakukan ibadah umrah hingga tiga kali.
Karena itu, kepada relawan-relawan yang belakangan bertumbuhan yang menyatakan dukungan kepada dirinya supaya meluruskan isu-isu tersebut.
"Cobalah kalian relawan sinergikan dengan partai-parti pengusung untuk bekerja keras mensosialisasikan berbagai program pasangan Jokowi-JK sekaligus menepiskan isu-isu tersebut ke tengah masyarakat," katanya.