REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berupaya meningkatkan jaringan irigasi khususnya di lahan tadah hujan untuk mendorong surplus beras di daerah itu.
"Diakui irigasi di Sumut dalam kondisi mantap masih sekitar 50 persen dan itu memang harus ditingkatkan terus agar produksi padi bisa naik,"kata Kepala Dinas Pertanian Sumut, M.Roem.S di Medan, Selasa.
Dia menyebutkan, sesuai visi misi Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho, peningkatan pembangunan irigasi bisa rata-rata 11 persen per tahun.
"Soal angka lengkap ada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumut. Yang pasti Sumut tahun ini berharap bisa mencapai target panen padi.4 jutaan ton," katanya.
Tahun lalu, dengan produksi sekitar 3,9 juta ton, Sumut kembali masuk lima besar swasembada beras dan jagung nasional.
Data yang dikelurkan PSDA Sumut mengungkapkan, irigasi mantap 95 persen di Sumut diperkirakan baru akan tercapai pada tahun 2018 dari tahun 2013 yang sudah baik sejumlah 44,44 persen.
Pembangunan irigasi itu dilakukan bertahap karena anggaran terbatas.
Tahun lalu, Dinas PSDA melalui sepuluh Unit Pelaksana Tugas (UPT) yang tersebar di 33 kabupaten/kota dengan anggaran terbatas bisa meningkatkan luas areal penanganan irigasi menjadi 86.999 hektare dengan 76 daerah irigasi atau meningkat 11,12 persen. Dari 78.168 hektare dengan 64 daerah irigasi di tahun 2012.
Adapun rincian kondisi irigasi yang ditangani PSDA Sumut di tahun 2013 adalah 44,44 persen atau 38.662 hektare berkondisi baik, 15,63 persen (13.597 hektare) rusak ringan, 20,49 persen (17.826 hektare) rusak sedang dan rusak berat 19,44 persen atau 16.912 hektare.
Saluran irigasi yang rusak berat disebutkan sebagai dampak banyaknya areal pertanian di beberapa kabupaten berubah menjadi perkebunan sawit.
"Dengan keberhasilan di tahun 2013, Dinas PSDA tahun ini menargetkan meningkatkan jumlah irigasi berkategori baik dari 44,44 persen menjadi 60 persen.
Untuk mencapai target itu, Dinas PSDA membutuhkan anggaran sekitar Rp522 milar.