REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dalam peringatan Hari Pidato Bung Karno di Bengkulu yang dihadiri Wakil Presiden, Boediono, suara presiden pertama, Soekarno diperdengarkan.
Dari rekaman itu, Bung Karno mengajak masyarakat Indonesia berpikir tentang perlunya landasan untuk membangun sebuah negara. Pidato itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Pancasila.
"Alangkah banyak agama, banyak aliran pikiran, banyak golongan di sini, banyak suku di sini. Bagaimana mempersattukan aliran-aliran, suku-suku, agama-agama dan lain-lain itu jikalau tidak diberi satu dasar yang bersama-sama bisa kita pijak. Dan itulah Pancasila," kata Bung Karno dalam rekaman yang sengaja diputar.
Rekaman itu sengaja diperdengarkan oleh Wakil Presiden, Boediono diakhir pidatonya. Ia menginginkan agar peringatan Hari Pidato Bung Karno kembali diingat, diresapi, dan dimaknai oleh masyarakat Indonesia. Wapres mengharapkan masyarakat tidak lupa dengan landasan dasar terbentuknya dan bersatunya Indonesia.
"Sejak lahir, kita sadar adanya keberagaman. Bangsa ini menyadari eksistensi apakah semua pihak sepakat mematuhi kesepakatan akbar itu. Dengan ganti generasi, kesadaran itu bisa luntur. Jika luntur, maka bisa berakibat fatal bagi eksistensi bangsa. Dari waktu ke waktu, perlu waktu untuk merenung dan mengingatkan diri sendiri akan ikrar akbar itu. Itulah yang kita lakukan sekarang: mengukuhkan kembali makna pancasila," katanya.
Peringatan Hari Pidato Bung Karno yang diprakarsai oleh MPR digelar di Bengkulu. Selain wapres, hadir pula pimpinan MPR; DPD; dan perwakilan keluarga Bung Karno, Puan Maharani.