Selasa 03 Jun 2014 10:54 WIB

Spanyol Bergolak Tolak Sistem Monarki

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Joko Sadewo
Raja Spanyol Juan Carlos
Foto: AP Photo
Raja Spanyol Juan Carlos

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Puluhan ribu demonstran turun ke jalanan Madrid, Barcelona dan kota besar lain di Spanyol menuntut penghapusan sistem monarki, Senin (2/6). Polisi anti huru hara diterjunkan mengamankan aksi demo.

Protes dipicu setelah Raja Spanyol Juan Carlos yang memimpin transisi Spanyol dari demokrasi, terjerat skandal kerajaan dalam krisis keuangan. Pada pengumuman Senin, ia mengatakan akan turun tahta dan menyerahkan kekuasaan pada anaknya Felipe.

''Itu adalah keputusan yang sangat baik (turun tahta), seharusnya dilakukan sejak lama,'' kata aktivis Alfonso Vaquez pada kantor berita AP. Namun, penyerahan kedaulatan pada Pangeran Felipe ditentang masyarakat.

Partai sayap kiri menyerukan referendum nasional untuk menghapus sistem monarki di Spanyol, setelah raja membuat pengumuman tersebut. Padahal, Pangeran Felipe (46 tahun) yang merupakan mantan atlit Olimpiade perahu balap ini diharapkan mengambil gelar Raja Felipe IV.

Juan Carlos telah menjadi raja selama 39 tahun. Ia dinilai sebagai pahlawan bagi banyak orang karena telah mentransformasi demokrasi dan ekonomi Spanyol. Ia mulai berkuasa pada 1975, dua hari setelah kematian diktator Spanyol Francisco Franco.

Popularitasnya menjadi pukulan besar setelah muncul skandal kerajaan. Ia menjalani beberapa perjalanan mahal pada 2012 saat Spanyol alami puncak krisis finansial. Putri Juan Carlos, Putri Cristina dan suaminya Inaki Urdangarin juga sedang diselidiki dalam kasus korupsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement