REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN CITY -- Presiden Israel Shimon Peres dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dijadwalkan bertemu di Vatikan dan berdoa bagi perdamaian bersama di sebuah pertemuan pada Ahad (8/6). Dalam salah satu gerakan politik paling berani sejak terpilih pada Maret 2013, Paus Franciskus I mengundang kedua pemimpin negara itu untuk datang ke Vatikan.
Hal itu merupakan sejarah karena belum pernah terjadi sebelumnya. Pasalnya, Peres bisa mengamalkan doa dan ibadah dari surat Taurat dan Abbas dapat mengumandangkan azan, membaca Alquran dan menunaikan shalat di Vatikan. Kedua pemimpin negara itu akan mengadakan pertemuan diiringi doa bersama.
Juru bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi mengatakan, kedua pimpinan telah menerima bahwa pertemuan itu akan berlangsung pada Ahad sore waktu setempat. Pagi harinya, Paus akan memimpin pada layanan Pentacost yang diselenggarakan setiap Ahad di Lapangan Santo Petrus.
Paus, yang membuat undangan kejutan pada akhir misa di Bethlehem Sabtu lalu, mengatakan kepada wartawan di pesawat ketika kembali ke Roma dari kunjungan ke Israel dan Palestina pada pekan lalu. Paus asal Argentina itu ingin terlibat secara langsung dalam proses perdamaian Timur Tengah yang terhenti.
Dia berharap, pertemuan Peres dan Abbas dilakukan dengan pertemuan doa, sebagai upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina. Dengan begitu, akan menciptakan suasana yang akan membantu dimulainya kembali pembicaraan perdamaian kedua negara.
"Keberanian dibutuhkan untuk melakukan hal ini dan saya berdoa kepada Tuhan sangat banyak sehingga kedua pemimpin, kedua pemerintah ini, memiliki keberanian untuk bergerak maju. Ini adalah satu-satunya jalan untuk perdamaian," kata Paus, dilansir Al Arabiya.
Paus mengatakan seorang rabbi Israel dan pejabat Islam akan hadir, tanpa memberikan rincian. Pertemuan itu diharapkan dapat mengambil tempat di salah satu rumah tamu, di mana Paus tinggal di Vatikan atau bagian dari kompleks modern yang digunakan untuk khalayak umum melaksanakan ibadat.