REPUBLIKA.CO.ID, LONDON-- Sejarah Eropa atas penghormatan dan toleransi atas kehidupan beragama tampaknya kelam. Jika pada pertengahan abad ke-19 umat Yahudi yang mengalami diskriminasi dan terusir dari Eropa, kini nasib hampir serupa dialami umat Islam.
"Kita bisa katakan Islamofobia di Eropa benar-benar mengkhawatirkan, dan ini seperti yang terjadi pada kaum Yahudi di Eropa di zaman dulu," kata Sara R Farris, asisten Professor Sosiologi di Universitas London, seperti dikutip Aljazeera, Rabu (11/6).
Sukses kemenangan partai sayap kanan di sejumlah negara Eropa, kata Sara, menjadi indikator kuat Islamofobia semakin tumbuh dan mencemaskan. Kemenangan partai kanan ini tidak lepas dari propaganda kebencian terhadap Islam yang mereka sebar selama sepuluh tahun terakhir ini di Eropa.
Ia menyontohkan, di Prancis, Presiden Front Nasional, Marine Le Pen, mendesak pencabutan aturan makanan alternatif bagi Muslim di kantin-kantin sekolah. Di Inggris, jelas Sara, Partai Kemerdekaan Inggris Raya (UKIP), berkampanye menolak pembangunan masjid-masjid dan partai ini muncul sebagai pemenang pemilu tahun ini. UKIP pimpinan Nigel Farage meraih suara mengesankan, 27,5 persen.
Sara berpendapat kampanye gencar kaum kanan di Inggris, Prancis, dan negara-negara Eropa lainnya berdampak pada makin banyaknya simpati rakyat atas aksi ini. Kondisi ini, sambung dia, ditambah keadaan ekonomi di Eropa yang masih jauh dari membaik, yang membuat rakyat bersimpati atas golongan-golongan ekstrem.
Pada abad ke-19, Sara menjelaskan kondisi serupa dialami kaum Yahudi di Eropa. Sebagian rakyat Eropa mendesak Yahudi untuk meninggalkan cara beragama mereka jika ingin menjadi warga Eropa. Umat Yahudi harus mengikuti tata cara kehidupan Eropa saat itu. Ini mencakup tak ada pelarangan makanan, minuman, rumah tangga, toleransi, dan lain sebagainya.
Salah satu filosof Eropa yang gencar menekan umat Yahudi kala itu adalah Bruno Bauer. Ia pun mendapat kritik keras dari penulis Manifesto Komunis, Karl Marx, yang berdarah Yahudi. Marx berkeras tidak ada alasan rasional atas keinginan Bauer yang meminta umat Yahudi meninggalkan agamanya untuk menjadi orang Eropa sesungguhnya.