REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rilis Lembaga Survei Nasional (LSN) menyatakan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul dengan prosentase 46,3 persen. Angka itu mengalahkan elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla yang hanya meraih 38,8 persen.
Namun masih ada sebanyak 14,9 persen pemilih yang menyatakan belum menetapkan pilihan.
Peneliti Utama LSN, Dipa Pradita mengatakan, elektabilitas Jokowi-JK tersendat dan mampu dikejar oleh Prabowo-Hatta. Setidaknya, karena beberapa faktor.
Antara lain, publik sudah mulai jenuh terhadap pemberitaan tentang Jokowi di media. Mesin partai pendukung Prabowo-Hatta juga dianggap lebih memberikan hasil signifikan ketimbang Jokowi-JK.
Selain itu, menurutnya, publik meragukan Jokowi dari penampilannya yang kurang mengesankan. Misalnya, ketika ia muncul di acara pengundian nomor urut di KPU dan acara deklarasi damai di Bidakara.
Direktur Eksekutif LSN, Umar S Bakry mengatakan, hasil survei yang dilakukan berbeda dengan hasil survei lembaga lain. Seperti LSI dan Cyrus Network yang menyatakan Jokowi-JK unggul di atas Prabowo-Hatta.
Namun, Umar menuturkan, hasil survei dilakukan LSN setelah adanya dua kegiatan capres-cawapres. Yaitu pengundian nomor urut di KPU dan Deklarasi Damai di Bidakara akhir Mei lalu.
"Terjadi perubahan konstelasi politik pemilihan presiden," tuturnya di Jakarta Pusat, Kamis (12/6).